Inovasi Desa Sukoreno Pasuruan, Berhasil Sulap Sampah 2,5 Ton Per Hari Jadi Rupiah
Tak kalah penting, dukungan teknologi sederhana juga dihadirkan. Muchamad Hengky Riawan Putra, penanggung jawab aspek teknologi, menjelaskan bahwa mesin pencacah plastik dan pemilah sampah organik-anorganik dirancang agar mudah dioperasikan warga.
“Alat ini membantu mempercepat proses daur ulang, sehingga lebih efisien dan menghasilkan nilai ekonomi yang jelas,” katanya.

Program ini melibatkan BUMDes Sukoreno Makmur, PKK Desa Sukoreno, dan mahasiswa UWP sebagai motor sosialisasi serta pendampingan teknis. Pemerintah desa juga memberi dukungan penuh agar program bisa berjalan optimal.
Dengan target mengurangi sampah ke TPA hingga 40 persen, membuka lapangan kerja baru, serta menghasilkan produk daur ulang bernilai jual, inisiatif ini diharapkan menjadi model percontohan di Jawa Timur.
Kini, Desa Sukoreno tidak lagi hanya dikenal dengan persoalan sampahnya, melainkan juga sebagai pionir pengelolaan sampah berbasis ekonomi sirkular yang menuju desa mandiri dan berkelanjutan.
Editor : Arif Ardliyanto