Kisah Nyata Mantan Napi Teroris, Ungkap Cara Rekrut Anggota di Kampus Hingga Berangkat ke Suriah
SURABAYA, iNewsSurabaya.id – Ancaman penyebaran paham radikal kini semakin meresahkan, bahkan mulai menyasar lingkungan pendidikan. Kondisi ini mendorong Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Wijaya Putra (BEM FH UWP) menggelar Kajian Hukum bertajuk “Penanggulangan Penyebaran Radikalisme di Lingkungan Sekitar”, Jumat (26/9/2025), di lapangan outdoor kampus FH UWP Surabaya.
Kegiatan ini menghadirkan narasumber penting, di antaranya perwakilan Densus 88 Antiteror Polri, Dr. Dani Teguh Wibowo, S.H., M.H., serta Arif Fatoni, mantan narapidana terorisme yang kini aktif memberikan edukasi tentang bahaya radikalisme. Diskusi dipandu langsung oleh Dekan FH UWP, Dr. Andy Usmina Wijaya, S.H., M.H.
Kisah Mantan Napiter: Dari Kampus ke Suriah
Dalam forum tersebut, Arif Fatoni memaparkan pengalaman pribadinya saat terjerat paham radikal.
Ia mengaku awalnya hanya mengikuti kajian keagamaan di sebuah perguruan tinggi negeri di Jawa Timur. Namun, kajian itu ternyata disusupi ideologi sesat yang menggiring peserta pada pemahaman jihad yang keliru.
“Bahkan saya pernah mencoba berangkat ke Suriah. Namun, tertahan di Turki dan akhirnya dideportasi. Titik balik saya justru terjadi saat menjalani hukuman di Nusakambangan. Dari situlah saya sadar, jalan yang saya pilih dulu adalah kesalahan besar,” ungkap Arif di hadapan ratusan mahasiswa baru FH UWP.

Ia menegaskan, radikalisme hanyalah jalan buntu yang menyesatkan. Karena itu, Arif berharap pengalamannya dapat menjadi pelajaran berharga bagi generasi muda agar tidak mudah terprovokasi.
Editor : Arif Ardliyanto