Kisah Nyata Mantan Napi Teroris, Ungkap Cara Rekrut Anggota di Kampus Hingga Berangkat ke Suriah
Sementara itu, Dr. Dani Teguh Wibowo dari Densus 88 menjelaskan bahwa proses radikalisasi biasanya terbentuk melalui tiga pilar utama. Pertama, narasi keliru yang mengubah makna jihad menjadi ajakan kekerasan. Kedua, jejaring sosial, di mana mahasiswa baru yang jauh dari keluarga kerap mencari identitas baru dan lebih rentan terpapar. Ketiga, kebutuhan eksistensi, seperti keinginan memahami agama lebih dalam atau mencari pengakuan diri.
“Jika ketiga faktor ini bertemu, maka sangat mudah seseorang terjerumus dalam pemikiran radikal. Karena itu, peran kampus, pemerintah, TNI-Polri, tokoh agama, hingga masyarakat sangat penting untuk mencegah penyebarannya,” tegas Dani.
Ketua pelaksana kegiatan, Dimas Willy Andrianto, menyebut tema anti-radikalisme dipilih agar mahasiswa FH UWP memiliki benteng yang kuat terhadap ideologi yang bertentangan dengan Pancasila dan NKRI.
“Program Kajian Hukum ini adalah agenda rutin BEM FH UWP. Untuk kali ini, kami fokus pada pencegahan radikalisme agar mahasiswa baru lebih waspada sejak awal menempuh perkuliahan,” ujar Dimas yang juga Wakil Ketua BEM FH UWP.
Melalui kegiatan ini, kampus berharap mahasiswa tidak hanya cerdas secara akademik, tetapi juga memiliki pemahaman kebangsaan yang kokoh sehingga mampu menjadi agen perdamaian di tengah masyarakat.
Editor : Arif Ardliyanto