Tren Menabung Masyarakat Turun di September 2025, Apa Penyebabnya?
Optimisme ini menunjukkan masyarakat tetap punya niat menjaga tabungan, meskipun tekanan ekonomi sedang kuat.
Laporan LPS juga menyoroti perbedaan berdasarkan pendapatan rumah tangga (RT). Kelompok dengan penghasilan Rp1,5 juta–Rp3 juta/bulan mengalami penurunan IMK terdalam, yaitu minus 6,1 poin. Disusul kelompok Rp3 juta–Rp7 juta/bulan yang turun 1,9 poin.
Menariknya, rumah tangga dengan penghasilan di atas Rp7 juta/bulan masih bertahan di level optimis (IMK > 100), meski turun tipis 0,4 poin. Sementara itu, kelompok berpendapatan kurang dari Rp1,5 juta/bulan justru melonjak 21,8 poin.
Hasil Survei Konsumen dan Perekonomian (SKP) LPS memperlihatkan sinyal campuran. Indeks Ekspektasi (IE) masih bertahan di level optimis, yaitu 109,0, meski turun 2 poin dari Agustus. Namun, Indeks Situasi Saat Ini (ISSI) turun tajam 5,4 poin ke 65,8, menandakan persepsi masyarakat terhadap kondisi ekonomi dan lapangan kerja saat ini belum membaik.
Dampaknya, Indeks Kepercayaan Konsumen (IKK) September 2025 turun menjadi 90,5, lebih rendah 3,5 poin dibanding bulan sebelumnya.
“Faktor kenaikan harga sembako, kondisi kerja yang sulit, hingga cuaca ekstrem yang mengancam hasil panen memberi tekanan besar pada daya beli masyarakat,” tambah Seto.
Apa Artinya Bagi Masyarakat?
Turunnya intensitas menabung memberi sinyal tantangan ekonomi yang nyata, khususnya bagi kelas menengah. Meski begitu, optimisme masyarakat untuk tetap menabung, baik sekarang maupun beberapa bulan ke depan, bisa menjadi harapan bahwa daya tahan ekonomi rumah tangga Indonesia masih cukup kuat.
Editor : Arif Ardliyanto