BGN Lakukan Bimtek Untuk Cegah Terjadinya Keracunan
LAMONGAN, iNewsSurabaya.id - YLBH-LBH Surabaya menerima aduan laporan keracunan program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang menimpa 13 siswa di Lamongan, Jawa Timur. Kasus keracunan itu terjadi sepanjang September-Oktober 2025.
Menanggapi banyaknya kasus keracunan, Badan Gizi Nasional (BGN) langsung mengevaluasi penyebab keracunan tersebut. Salah satu hal yang dievaluasi adalah terkait kebersihan pangan. Maka kedepan, BGN akan melaksanakan rapid test food berkala oleh Balai POM guna menjamin keamanan makanan.
Evaluasi itu disampaikan dalam kegiatan Bimbingan Teknis (Bimtek) 1000 penjamah pangan SPPG di Kabupaten Lamongan, di Palm Park Hotel yang berlangsung selama dua hari, 18-19 Oktober 2025.
Kasubag KPPG Surabaya Kusmiyanti mengatakan Bimtek ini sebagai program MBG terbebas dari kasus kontaminasi atau kerusakan pangan dengan prinsip zero case.
"Kegiatan ini merupakan implementasi rencana kerja BGN 2025 sekaligus upaya serius dari BGN untuk mewujudkan dan meningkatkan kompetensi dan keterampilan para penjamah makanan di SPPG dalam pelayanan MBG,” kata Kusmiyanti, Senin (20/10/2025).
Pelaksanaan Bimtek Penjamah Pangan SPPG di Kabupaten Lamongan ini merupakan bagian dari rangkaian bimtek yang diselenggarakan oleh Direktorat Penyediaan dan Penyaluran Wilayah II BGN secara serentak di 34 kabupaten/kota pada tanggal 18–19 Oktober 2025 dengan melibatkan partisipasi masif sekitar 30.000 peserta. Dalam Bimtek ini, BGN mendatangkan pembicara dan pakar di bidangnya untuk memberikan pengetahuan terkait pelaksanaan MBG.
Semenatara itu, Direktur Penyediaan dan Penyaluran Wilayah II BGN, Dr.Nurjaeni mengatakan melalui Bimtek ini mengatakan bahwa menjadi penjamah makanan bukan hanya tugas teknis, tetapi juga tugas sosial dan ibadah dalam menyediakan asupan bergizi bagi anak-anak Indonesia menuju Generasi Emas 2045. “Dari dapur SPPG inilah kami menyiapkan generasi cerdas, sehat, dan berdaya saing,” ujarnya.
Melalui pelaksanaan bimtek serentak ini, BGN berharap terbentuk jaringan penjamah pangan yang kompeten, beretika, dan berdedikasi, serta menjadi garda terdepan dalam memastikan setiap anak Indonesia memperoleh makanan yang layak, sehat, dan bergizi seimbang.
Dalam Bimtek tersebut, ada sepuluh langkah strategi peningkatan layanan MBG yang mencakup aspek teknis, manajerial, dan kualitas pelayanan. Pertama, penempatan 5.000 Chef profesional dari Indonesian Chef Association (ICA) di SPPG baru untuk transfer pengetahuan dalam pengolahan makanan bergizi dan aman. Kemudian pelaksanaan rapid test food berkala oleh Balai POM guna menjamin keamanan pangan.
Selanjutnya Penerapan wajib Sertifikat Laik Higiene Sanitasi (SLHS) bagi setiap SPPG. Lalu, pemanfaatan platform LMS Plataran Sehat Kementerian Kesehatan untuk pembelajaran daring bagi tenaga pelaksana.
Kemudian penggunaan air bersih berstandar kesehatan serta sterilisasi alat makan dengan air panas 80°C. Juga adanya penambahan tenaga ahli gizi agar pendampingan gizi lebih optimal. Lalu Penerapan sertifikasi halal untuk memastikan kepatuhan nilai keagamaan. Dilanjutkan dengan Pemasangan CCTV di dapur SPPG untuk menjamin transparansi dan pengawasan proses produksi.
Ditambah lagi kepatuhan terhadap Standard Operating Procedure (SOP) sebagai dasar tata kelola layanan yang profesional dan akuntabel. Dan yang terakhir adalah penguatan edukasi dan monitoring berkelanjutan untuk menjaga mutu pelayanan MBG.
Editor : Arif Ardliyanto