Industri Waralaba Tumbuh Pesat, 105 Brand Nasional Buka Kemitraan Bisnis di Jawa Timur
Potensi Waralaba Indonesia: Omzet Rp143 Triliun, 98 Ribu Tenaga Kerja
Data Kementerian Perdagangan mencatat, omzet sektor waralaba pada 2024 mencapai Rp143,25 triliun dan menyerap hampir 98.000 tenaga kerja.
Sektor makanan-minuman mendominasi dengan 47,92 persen, disusul ritel, pendidikan nonformal, kecantikan, laundry, hingga jasa lain yang mulai berkembang.
Dengan besarnya potensi tersebut, IFBEX 2025 diharapkan menjadi pintu masuk bagi calon mitra usaha baru di Jawa Timur, yang saat ini dikenal sebagai pusat ekonomi kawasan Indonesia Timur.
Wakil Ketua Kadin Jawa Timur, Adik Dwi, menegaskan bahwa kesenjangan antara jumlah lulusan sekolah dan ketersediaan lapangan kerja masih menjadi masalah serius di Jawa Timur.
“Kami mendorong masyarakat, khususnya anak muda, untuk menciptakan lapangan kerja sendiri melalui wirausaha,” ujarnya.
Menurutnya, ekonomi Jawa Timur yang kuat—melayani kebutuhan 19 provinsi—menjadi modal besar untuk memulai bisnis baru.
Ketua Umum HIKPI sekaligus pakar franchise, Djoko Kurniawan, menilai IFBEX 2025 berbeda dari pameran-pameran sebelumnya.
“Ini bukan sekadar ajang jualan. IFBEX membangun ekosistem lengkap, mulai mentoring, pembinaan, hingga kompetisi mahasiswa untuk menumbuhkan pengusaha muda,” jelasnya.
Djoko juga menyoroti masih rendahnya pemahaman pelaku usaha mengenai perbedaan antara franchise dan kemitraan. Dari jutaan usaha di Indonesia, hanya sekitar 200 brand yang memiliki izin franchise resmi.
Ia mengingatkan calon pengusaha untuk selektif memilih brand. Legalitas, kekuatan brand, lokasi kantor pusat, serta kejelasan perjanjian kerja sama harus menjadi perhatian utama.
“Jangan mudah tergiur bisnis yang menjanjikan cepat balik modal tanpa pembinaan,” tegasnya.
Djoko mencontohkan banyak kuliner lokal seperti bakso, pecel Madiun, hingga rujak cingur yang berpotensi menjadi brand nasional jika dikelola serius menggunakan sistem franchise.
“Kekuatan lokal bisa naik kelas jika dikemas profesional,” tambahnya.
Editor : Arif Ardliyanto