Perempuan Rentan Stres Akibat Media Sosial, Pakar Ungkap Dampak pada Kesehatan Mental
Ia mengingatkan bahwa teknologi tetaplah alat—manusia yang seharusnya mengendalikan, bukan sebaliknya.
Selfie, Media Sosial, dan Bahaya yang Tak Disadari
Dekan Fakultas Teknologi Elektro dan Informatika Cerdas (FTEIC) Untag Surabaya, Aris Heri Andriawan, menyoroti kebiasaan perempuan yang kerap membagikan momen pribadi di media sosial tanpa memperhitungkan keamanan data.
“Selfie itu menyenangkan, tetapi foto tetaplah aset pribadi. Terlalu mudah membagikannya bisa membuka risiko baru, apalagi jika lokasi dan identitas terlihat jelas,” jelasnya.
Ia menambahkan, tingginya tingkat stres perempuan perlu ditangani bersama, salah satunya melalui dukungan dari RS Jiwa Menur yang turut terlibat dalam kegiatan ini.
Enam narasumber perempuan dihadirkan dalam kegiatan ini, mulai dari Direktur Utama RS Menur drg. Vitria Dewi, M.Si., hingga praktisi HR, data engineer, dan konselor kesehatan mental. Mereka membahas hubungan antara penggunaan media sosial, keamanan data, dan tekanan psikologis yang sering dialami perempuan.
Kaprodi Teknik Informatika Untag Surabaya, Puteri Noraisya Primandari, S.ST., M.IM., menyebutkan bahwa tema ini menjadi pintu masuk kolaborasi lebih luas antar-fakultas.
“Isu data dan kesehatan mental tidak bisa berdiri sendiri. Ke depan, kolaborasi bisa diperluas melibatkan fakultas kedokteran hingga psikologi. Jika digarap serius, level kerja sama dapat ditingkatkan menjadi MoU universitas,” katanya.
Women Care hadir sebagai ruang yang tidak hanya membahas teori, tetapi juga pengalaman sehari-hari perempuan yang berjuang menyesuaikan diri dengan teknologi. Materi yang dibawakan mulai dari keamanan digital, literasi data, peran media sosial, hingga teknik mengelola stres.
Acara ini diharapkan menjadi langkah awal memperkuat ketahanan perempuan menghadapi tekanan digital yang semakin kompleks.
“Semoga forum seperti ini terus berkembang dan memberi manfaat lebih luas, tidak hanya bagi sivitas akademika tapi juga masyarakat umum,” tutup Puteri.
Editor : Arif Ardliyanto