Pendampingan Gizi dan Edukasi Keluarga Kunci Tekan Stunting, 3 Daerah Ini Jadi Contoh Keberhasilan
PASURUAN, iNewsSurabaya.id – Upaya menurunkan angka stunting tidak selalu dimulai dari kebijakan besar. Di sejumlah desa di Karawang, Batang, dan Pasuruan, perubahan itu justru tumbuh dari rutinitas sederhana: satu butir telur, segelas susu, dan pendampingan gizi yang konsisten setiap hari.
Pendekatan tersebut menjadi salah satu faktor yang mengantarkan Nestlé Indonesia menerima penghargaan dari Kementerian Kependudukan dan Pembangunan Keluarga (Kemendukbangga). Apresiasi itu diberikan atas kontribusi perusahaan dalam mendukung percepatan penurunan stunting melalui Program Pendampingan Gizi yang telah berjalan sejak pertengahan 2025.
Penghargaan diserahkan dalam ajang GENTING Collaboration Summit 2025 yang digelar di JS Luwansa Hotel, Jakarta, Selasa (10/12/2025). Forum ini mengusung tema “Sinergi untuk Negeri, Wujudkan Indonesia Bebas Stunting” dan menjadi ruang evaluasi sekaligus apresiasi bagi para mitra lintas sektor.
Menteri Kependudukan dan Pembangunan Keluarga Republik Indonesia, Dr. H. Wihaji, S.Ag., M.Pd., menjelaskan bahwa Program GENTING merupakan salah satu dari lima program prioritas (Quick Wins) Kemendukbangga yang diluncurkan pada Desember 2024 dan kini memasuki tahun pertama pelaksanaannya.
“Program ini dijalankan secara nasional dengan melibatkan 38 tim pengendali tingkat provinsi dan 512 tim di kabupaten/kota,” ujar Wihaji.

Sepanjang 2025, GENTING mencatat capaian di atas target. Dari sasaran awal satu juta penerima manfaat, program ini telah menjangkau lebih dari 1,3 juta masyarakat, mencakup intervensi gizi, sanitasi, akses air bersih, hunian layak, hingga edukasi keluarga.
Dalam kesempatan tersebut, Wihaji menyampaikan apresiasi terhadap peran Nestlé Indonesia yang dinilai konsisten mendampingi keluarga berisiko stunting sejak 2022.
“Percepatan penurunan stunting tidak bisa hanya mengandalkan pemerintah. Dibutuhkan sinergi seluruh unsur pentahelix yang turun langsung mendampingi keluarga. Kolaborasi seperti ini sangat penting untuk mencapai target prevalensi stunting 14,2 persen pada 2029,” tegasnya.
Program Pendampingan Gizi yang dijalankan Nestlé Indonesia menyasar lebih dari 630 anak berisiko stunting. Selama enam bulan, mulai Juli 2025 hingga Januari 2026, anak-anak tersebut menerima asupan gizi harian berupa satu butir telur dan satu gelas susu tinggi kalori. Program ini juga melibatkan lebih dari 1.350 orang tua, kader posyandu, serta ibu hamil dan menyusui di lebih dari 95 desa.
Tidak hanya fokus pada pemberian makanan, pendampingan juga dilakukan melalui edukasi tentang gizi seimbang, pola makan sehat, keamanan pangan, jajanan sehat, serta penerapan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS).
Presiden Direktur Nestlé Indonesia, Georgios Badaro, menilai penghargaan ini sebagai pengingat pentingnya kerja bersama dalam upaya pencegahan stunting.
“Gizi yang baik sejak usia dini adalah fondasi tumbuh kembang anak dan masa depan bangsa. Intervensi gizi harus berjalan seiring dengan edukasi dan pemberdayaan keluarga agar perubahan yang terjadi bisa berkelanjutan,” ujarnya.
Hal senada disampaikan Ankur Mittal, Marketing Manager PT Nestlé Indonesia. Menurutnya, keberhasilan percepatan penurunan stunting sangat ditentukan oleh konsistensi pendampingan di tingkat komunitas.
“Keluarga adalah garda terdepan. Melalui edukasi dan peningkatan literasi gizi, kami ingin mendorong perubahan perilaku yang berdampak langsung pada kesehatan anak,” katanya.
Ke depan, Nestlé Indonesia menyatakan komitmennya untuk terus memperkuat pendekatan berbasis kolaborasi dengan mengintegrasikan intervensi gizi, edukasi, dan pendampingan komunitas berbasis data. Langkah ini diharapkan dapat mendukung lahirnya generasi Indonesia yang lebih sehat, produktif, dan berdaya saing.
“Penghargaan ini menjadi dorongan bagi kami untuk terus berjalan bersama pemerintah dan para mitra dalam menurunkan angka stunting nasional menuju target 2029,” pungkas Ankur.
Editor : Arif Ardliyanto