Jaksa Masuk Sekolah di Jatim, Pelajar Diajari Integritas hingga Risiko Judi Online
Selain soal korupsi, Aries juga menyoroti tantangan besar di era digital. Menurutnya, penggunaan gawai yang tak terpisahkan dari kehidupan pelajar perlu diimbangi dengan pemahaman risiko penyalahgunaan teknologi, salah satunya judi online.
“Teknologi itu penting, tapi risikonya juga nyata. Judi online sangat merugikan, apalagi bagi pelajar yang belum memiliki penghasilan. Edukasi seperti ini penting untuk menjaga masa depan mereka,” tegasnya.
Sementara itu, Kepala Seksi Penerangan Hukum Kejati Jatim, Windhu Sugiarto, SH, MH, CSSL, menekankan bahwa pendidikan antikorupsi seharusnya ditanamkan secara berkelanjutan sejak jenjang pendidikan dasar.
Ia memperkenalkan sembilan nilai budaya antikorupsi yang diharapkan dapat melekat pada diri para siswa, yakni jujur, peduli, mandiri, disiplin, tanggung jawab, kerja keras, sederhana, berani, dan adil.
“Nilai-nilai ini harus hidup dalam keseharian siswa. Jika karakter sudah terbentuk sejak dini, kami optimistis Indonesia di tahun 2045 bisa terbebas dari korupsi,” ungkap Windhu.
Optimisme tersebut bukan tanpa alasan. Windhu memaparkan, kasus korupsi di Indonesia masih menunjukkan tren peningkatan. Pada 2019, Kejaksaan menangani 109 kasus dengan 256 tersangka. Angka itu melonjak tajam pada 2023 menjadi 551 kasus dengan 1.163 tersangka.
Untuk memutus mata rantai korupsi, Kejaksaan menerapkan berbagai strategi, mulai dari pencegahan preventif, penindakan represif, pemiskinan pelaku, hingga perbaikan tata kelola setelah penindakan.
“Informasi ini kami sampaikan agar adik-adik memahami bahwa korupsi merugikan banyak orang, merusak kepercayaan publik, dan menciptakan ketidakadilan sosial. Kami berharap kalian bisa ikut berkontribusi memerangi korupsi,” katanya.
Tak kalah penting, penyuluhan ini juga menyoroti ancaman judi online yang kian marak di kalangan remaja. Windhu mengungkapkan, laporan kasus judi online terus meningkat dan kini aparat penegak hukum telah didukung patroli siber serta alat bukti digital untuk menjerat para pelaku.
“Kami mengingatkan secara edukatif agar pelajar menjauhi judi online. Dampaknya bukan hanya ke diri sendiri, tapi juga keluarga. Masa depan kalian terlalu berharga untuk dipertaruhkan,” pungkasnya.
Melalui program ini, Dindik Jatim dan Kejati berharap sekolah tidak hanya menjadi tempat belajar ilmu pengetahuan, tetapi juga ruang aman untuk menanamkan nilai integritas demi masa depan Indonesia yang bersih dari korupsi.
Editor : Arif Ardliyanto