Bahan Baku PDAM Kota Bengkulu Terkontaminasi Mikroplastik
Dalam kesempatan ini, tim ekspedisi Sungai Nusantara bersama Ulayat Bengkulu dan Telapak BT Bengkulu juga melakukan Brand audit sampah setempat.
Ketua Perkumpulan Mapetala Bengkulu, Andi Kurnia memaparkan, hasil identifikasi tim ESN ditemukan timbulan sampah illegal di Kota Bengkulu. Sampah yang tersebar mereka kumpulkan dan di identifikasi merk atau brand produsennya.
Tim ekpedisi menemukan 5 brand yang mendominasi sampah, yakni Unilever, Wings, Indofood, Unicharm produsen popok mamy poko, Mayora dan Santos produsen Kopi Kapal api.

Amiruddin Muttaqin keluar masuk kampung berbagi pengetahuan tentang mengukur kadar polusi dalam air.
Berdasarkan hasil temuan itu, Perkumpulan Mapetala Bengkulu mendorong Pemkot Bengkulu agar mengendalikan timbulan sampah di Sungai Air Bengkulu dengan membuat Regulasi larangan penggunaan plastik sekali pakai seperti styrofoam, tas kresek, sedotan, botol plastik, sachet dan popok.
“Pemkot Bengkulu harus mengkaji Ulang Perda nomor 2 Tahun 2011 tentang pengelolaan sampah. Karena sudah tidak relevan dan kurang disosialisasikan kepada masyarakat, apalagi saat ini sudah diketahui ada kontaminasi mikroplastik di perairan Bengkulu,” tegas Andi Kurnia.
"Industri harus meredesign bungkus yang mereka gunakan agar bisa dipakai berulang kali atau menyediakan depo-depo refill dan mereka harus ikut mengelola sampah bungkus yang kini membanjiri," imbuhnya.
Editor : Ali Masduki