Pada kesempatan tersebut, Mardjuki bercerita butuh proses panjang untuk mengumpulkan para alumni dan mewujudkan organisasi ini.
"Saya butuh waktu dua belas tahun," katanya.
Ia mecoba menggali kembali perjalanan IKA Rholaz hingga sampai ke titik ini. Mardjuki mengenang kala itu tahun 2006.
Ia melihat para anak didiknya telah sukses menggapai mimpi dan cita-cita. Mulai menjadi dosen hingga jenderal. Ada rasa haru dan bangga.
"Saya salut saya nggak bisa membentuk IKA Rholaz kalau nggak ada Kholik dan almarhum Rudi," ujarnya mengucap dua nama muridnya.
Kendati sempat mengalami beberapa kegagalan dalam membentuk organisasi ini karena sejumlah kendala, Mardjuki tak patah arang. Sampai ia pensiun pada 2016, masih terus meyakinkan kedua muridnya saat itu. Sampai akhirnya pada 2017 terkumpul angkatan 1974-2017.
"Saya itu eman. SMPN 12 Surabaya itu sekolah besar dan mereka jadi semua. Saya ingin itu dikumpulkan mumpung saya masih ada," ungkap Mardjuki.
Waktu 12 tahun tak sia-sia. IKA Rholaz kini telah menjadi sebuah organisasi dengan mengantongi Akta Pendirian dan memiliki AD/ART.
Mardjuki berharap kekeluargaan mereka semakin erat. Ia selalu berpesan agar ketua umum mampu menjadi pemimpin dan menata rapi para alumni angkatan di bawahnya.
"Sehingga berikutnya tinggal jalan normal, itu tujuan saya," ucapnya.
Editor : Ali Masduki