RR menambahkan, warsab Jokowi seperti proyek-proyek infrastruktur yang mangkrak dan hutang lebih dari Rp 7000 Trilliun, pemerintah pasca-Jokowi akan disibukkan dengan kerja bagaimana membereskan proyek-proyek yang dibuat tanpa perencanaan yang matang.
"Dan banyak yang hanya sekedar proyek-proyekan demi mark-up 30% tanpa memikirkan manfaat dan konsekuensi pembiayaannya," ungkap RR yang pernah berhasil menyelamatkan Garuda dari kebangkrutan saat menjabat sebagai Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman tersebut.
Dari semua optimisme pasca kepemimpinan Jokowi nanti, RR mengatakan ada pelajaran penting dalam sejarah, yaitu bahwa perubahan itu tidak terelakkan, change is inevitable.
"Bukan karena saya atau Refly ingin perubahan. Kalau kondisi objektifnya belum matang maka tidak akan terjadi apa-apa. Kalau ada yang merasa tidak perlu perubahan, tetapi kalau kondisi objektifnya sudah matang, maka perubahan tetap akan terjadi. Jadi, pertanyaan yang mendasar, apakah kondisi objektif perubahan itu sudah matang atau belum? Menurut kami sudah matang," ujarnya.
Pada Oktober 1996, RR mengeluarkan laporan Economic Outlook yang memperkirakan bahwa Indonesia akan mengalami krisis ekonomi akhir 1977-1998.
Analisis menggunakan indikator utang swasta yang sudah sangat tinggi, current account defisit yamg besar dan mata uang rupiah yang over-valued.
"Perkiraan kami waktu itu dibantah oleh menteri keuangan, Gubernur Bank Indonesia, lembaga dan analis-analis asing bahwa kesimpulan itu ngawur. Tapi semuanya terjadi, krisis ekonomi akhir 1997-98 dan krisis politik Mei 1998 yang berujung dengan mundurnya Presiden Suharto Mei 1998," ungkap RR.
Editor : Ali Masduki