Cara Mengasah Aspek Perkembangan Sosial Emosional Anak dan Remaja Berkebutuhan Khusus

Ali Masduki
Orang tua kadang banyak melakukan pengawasan dan pembatasan akan hal-hal yang ingin dicoba oleh anak. (Foto: Ali Masduki)

SURABAYA, iNews.id - Setelah memahami makna dan dampak dari pandemi terkait perkembangan sosial-emosional anak dan remaja berkebutuhan khusus, kini saatnya mendalami mengenai komponen dan manfaat dari perkembangan sosial emosional lebih dalam.

Ada 5 Komponen Aspek Sosial-Emosional Dalam Diri Anak Berkebutuhan Khusus 

Psikolog Anak dan Remaja, Indri Savitri, menuturkan bahwa terdapat 5 komponen aspek sosial-emosional dalam diri anak-anak dan remaja, termasuk anak-anak berkebutuhan khusus.

1. Kesadaran Diri

Dalam komponen pertama, Indri menuturkan bahwa poin ini mencakup pengenalan terhadap diri, memahami kondisi emosi, mengetahui tujuan, hingga tindakannya dalam kegiatan sehari-hari. 

“Dalam poin ini siapa diri kita, pemahaman emosi, tujuan, nilai-nilai, kekuatan dan kelemahan, perspektif positif, efikasi diri, dan  optimisme, antara pikiran, perasaan, dan tindakan saling berkaitan,” ucapnya. 

2. Pengelolaan Diri

Menurut Indri, dalam pengelolaan diri, setiap anak akan dapat dilihat kemampuan meregulasi emosi dan perilaku, kemampuan menunda keinginan, mengelola stres, mengendalikan dorongan impulsif, mengatasi tantangan untuk meraih tujuan pribadi dan pendidikan.

3. Kesadaran Sosial

Dalam komponen ini, kemampuan memahami, dan memiliki empati menjadi salah satu cakupan yang dapat dilihat dalam diri anak. 

“Anak dalam hal ini dapat memahami, berempati, kepekaan terhadap perbedaan budaya dan latar belakang; pemahaman norma sosial di konteks keluarga, sekolah, dan komunitas.” tambahnya. 

4. Keterampilan Sosial

Komponen ke-4 yang disebutkan oleh Psikolog anak dan remaja ini adalah mengenai keterampilan sosial yang tujuan akhirnya dapat mengasah kemampuan anak mengatasi tekanan sosial di sekitarnya. 

“Beberapa sub komponen dalam poin ini antara lain komunikasi dengan jelas; mendengarkan aktif; bekerja sama; mengatasi tekanan sosial; mengatasi konflik secara konstruktif; mencari bantuan ketika diperlukan. Semua ini dilakukan untuk mengatasi tekanan sosial,"  ucapnya. 

5. Pengambilan Keputusan

Komponen terakhir yang menjadi salah satu komponen yang penting dalam pengembangan aspek sosial-emosional anak dan remaja, termasuk bagi anak-anak berkebutuhan khusus antara lain pengambilan keputusan. 

“Komponen ini tentunya mencakup pemahaman norma dan aturan; pemahaman terhadap rasa aman; kesadaran terhadap keselamatan dan kesehatan diri dan orang lain; evaluasi beragam perilaku dengan berbagai konsekuensi,” tukasnya. 

Dua Cara Mengukur Pengembangan 5 Komponen Aspek Sosial-Emosional Anak dan Remaja

Dalam memahami dan melihat penerapannya kelima komponen ini, orang tua tentu tidak dapat menyamaratakan ukuran keberhasilan atau pencapaian yang dimiliki oleh anak dilihat dari kelima komponen di atas. 

Menurut Indri, terdapat dua cara yang dapat dilakukan oleh orang tua dalam hal ini, antara lain sebagai berikut:

1. Tanyakan Apa Tantangan yang Tengah Dihadapi 

Untuk cara nomor satu, orang tua harus lebih peka terlebih dahulu memetakan tantangan pada umumnya yang dihadapi oleh anak di beberapa fase tumbuh kembang yang berbeda, baik di tingkat Prasekolah, TK, SD, SMP, mau pun SMA. 

Tantangan tugas perkembangan tentu berbeda-beda. Apabila Prasekolah misalnya, tantangannya tentu terletak pada kelekatan dengan orang tua, bagaimana mengekspresikan diri, dan kemudian baru kontrol diri dan kepatuhan. 

"Lalu, apabila Sekolah Dasar (SD) tentu sudah lebih meningkat lagi tantangannya, mencakup penyesuaian terhadap sekolah, penguasaan keterampilan akademik, sosialisasi dengan teman sebaya, dan mengikuti aturan kemasyarakatan,” jelas Indri. 

Selain di tingkat Prasekolah dan SD yang menjadi contoh ilustrasinya, ia juga menambahkan tantangan di tingkat SMA yakni lebih kepada penyesuaian terhadap sekolah, penguasaan keterampilan akademik, keterampilan sosial, persahabatan, pendalaman minat, hingga pembentukan identitas dari yang kuat. 

Memiliki kepekaan dan pemahaman yang baik akan tantangan ini dengan menanyakannya lebih spesifik kepada anak dengan membangun komunikasi dua arah yang baik tentu akan membantu orang tua dapat memetakan perkembangan aspek sosial-emosional anak. 

2. Tanyakan Kebutuhan Pengembangan Diri Anak 

Dalam memetakan kebutuhan pengembangan diri, atau pun belajar anak dan remaja termasuk bagi anak yang berkebutuhan khusus. 

Orang tua pun alangkah baiknya dapat memiliki kesadaran dan kepekaan yang baik dalam memahami kebutuhan anak. 

“Dalam aspek sosial-emosional kebutuhan anak dan remaja itu merupakan kebutuhan yang dapat menjadi langkah atau ruang dalam menunjukkan kemandirian dan jati diri remaja,” ucap Indri Savitri, M.Psi, Psikolog.

Apabila orang tua telah memahami dua cara dengan baik dan berupaya untuk memenuhi kebutuhan tersebut untuk pengembangan diri anak tentu manfaat dari pengembangan aspek sosial emosional akan terpenuhi. 

“Manfaat perkembangan sosial emosional yang dapat dicapai antara lain, sikap yang positif terhadap diri, orang lain, dan tugas-tugas akademik sehingga memiliki efikasi diri, rasa percaya diri, ketekunan, empati, komitmen bersekolah dan mengarahkan pada tujuan, memiliki perilaku positif dan relasi positif terhadap orang lain dan orang dewasa, mengurangi masalah perilaku dan perilaku berisiko, mengurangi stres emosional, dan tentunya dapat meningkatkan prestasi akademik dan kehadiran,” tutupnya.

 Sudah memahami dengan baik komponen dan cara mengasah perkembangan sosial-emosional anak dan remaja, termasuk anak-anak berkebutuhan khusus? Yuk, coba untuk mengenali dengan baik pengembangan aspek sosial-emosional anak secara berkala.

Editor : Ali Masduki

Bagikan Artikel Ini
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis iNews Network tidak terlibat dalam materi konten ini.
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network