Dalam ritual adat ini Rizal Ramli didudukkan di atas lisung (lesung) kemudian ditandu untuk memasuki Museum Siliwangi. Sambil diiringi musik dan berbagai atraksi tradisional khas Sunda.
Sebelumnya KH Raden Adipati Muhammad Fajar Laksana juga menyematkan ikat kepala hitam khas Sunda kepada Rizal Ramli.
Ikat kepala ini, menurut KH Raden Adipati Muhammad Fajar Laksana, mengadung makna filosofis dan simbolik, yaitu sebagai simbol untuk mengekang hal-hal yang tidak baik di dalam pikiran manusia.
Museum Siliwangi yang terletak di dalam komplek Pesantren Modern Dzikir Al-Fath menyimpan benda-benda pusaka. Sedangkan lisung atau lesung adalah wadah untuk menumbuk padi, berbentuk memanjang yang terbuat dari kayu.
Lesung antara lain merupakan simbol kesejahteraan dan kemakmuran bagi masyarakat Sunda.
Ritual penyematan gelar adat ini kemudian dilanjutkan dengan kuliah umum yang disampaikan oleh Rizal Ramli untuk para santri dan santriwati pesantren.
Narasumber lain yang hadir adalah Rektor International Woman University Prof Dr Uni Narimawati, Guru Besar Universitas Utara Malaysia Prof Dr Mohammad Sobri Minai dan lainnya.
Rizal Ramli dengan berbagai paparannya di dalam kuliah umum ini mendapatkan sambutan yang sangat antusias, karena secara sederhana mengemukakan persoalan-persoalan yang sedang melanda bangsa ini sekaligus memberikan solusi-solusi yang seharusnya ditempuh oleh pemerintah, terutama di tengah ketidakberdayaan rezim hari ini dalam mengatasi kebangkrutan ekonomi nasional yang sedang terjadi.
Editor : Ali Masduki
Artikel Terkait