Kehati-hatian ini, menurut Victor, dapat menghambat akses terhadap keadilan karena panjangnya proses legislasi jika bergantung pada revisi UU Narkotika.
“Proses legislasi yang cepat cenderung hanya terjadi dalam RUU yang terkait langsung dengan ekonomi sehingga legalisasi ganja lewat revisi UU Narkotika tampaknya berat dan panjang,” pungkas Victor.
Nada yang sama juga disampaikan oleh Manuel Simbolon. Menurut Manuel dalam proses persidangan terlihat jika majelis hakim MK sebenarnya sangat memahami apa yang menjadi urgensi uji materi dari para Pemohon.
“Ketika pemeriksaan ahli sebenarnya MK sudah sangat paham banyaknya penelitian yang membuktikan bahwa narkotika golongan I, khususnya ganja, memiliki manfaat yang positif untuk medis. Selain itu, di negara-negara lain, ganja juga sudah dilegalkan untuk kebutuhan medis. Namun demikian, putusan MK hari ini seolah-olah mengabaikan fakta-fakta itu,” kritik Manuel.
Editor : Ali Masduki
Artikel Terkait