Pada proses pelaksanaan PSM ini bertepatan dengan bulan Ramadan namun tidak mengecilkan semangat pengajar muda dalam melaksanakan PSM. Kehadiran pengajar muda di sekolah justru memberikan sinergi antar mahasiswa dengan guru, siswa, bahkan orang tua.
“Dalam implementasinya program ini telah berjalan sejak bulan April hingga Juni kemarin dan bertepatan dengan bulan ramadhan, namun hal ini tidak mengecilkan semangat mahasiswa, terbukti meski singkat namun bounding telah terbentuk contohnya seperti siswa maupun orang tua melepas mahasiswa dengan acara perpisahan,” kenangnya.
Rida memaparkan bahwa kegiatan yang berlangsung selama tiga bulan ini kemudian dikonversikan dalam satuan kredit semester (SKS). “PSM ini dikonversi ke 18 SKS dalam empat mata kuliah antara lain asesmen siswa berkebutuhan khusus dengan bobot enam sks, bimbingan dan penyuluhan sekolah dengan bobot lima sks, penyusunan media pembelajaran dengan bobot enam sks, dan kuliah kerja nyata (KKN) dengan bobot dua sks, jadi ber-MBKM mengajar sekaligus KKN,” ujarnya.
Ia menyebutkan terdapatnya dua indikator dalam tercapainya PSM. “Dalam pelaksanaan PSM indikator tercapainya program ini ditentukan oleh persentase mahasiswa yang terlibat serta terlaksananya aktivitas MBKM dalam tajuk Surabaya Mengajar dengan tuntas. Artinya mulai dari pelaporan, logbook, proses bimbingan terlaksana secara baik,” ujar Rida.
Editor : Arif Ardliyanto
Artikel Terkait