Sementara, Dr. Nugroho Mardi Wibowo, S.E., M.Si Ketua Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat sebagai pembicara kedua membahas mengenai ‘Sustainable Entrepreneurship UMKM Batik during Covid-19 Pandemic’. Menurutnya, UMKM Batik masih berorientasi pada faktor ekonomi, omset dan profit.
“Aspek lingkungan dan sosial belum menjadi perhatian, buktinya sebagian besar UMKM Batik belum memiliki IPAL dan produknya belum ramah lingkungan,” katanya.
Universitas Wijaya Putra (UWP) Surabaya mengadakan kerja sama dan seminar internasional secara offline. Dalam acara ini, UWP menggandeng Universiti Putra Malaysia (UPM). Foto : iNewsSurabaya/arif
Sementara itu, pasar internasional terutama pada negara maju terjadi perubahan preferensi konsumen yang semula tidak memperhatikan latar belakang proses produksi suatu produk, saat ini mulai mensyaratkan adanya standarisasi berbasis ramah lingkungan. “Perubahan inilah yang peprlu ditangkap, kemudian dilakukan pengembangan,” ujar Nugroho.
Editor : Arif Ardliyanto
Artikel Terkait