Ketua Forum Koordinasi Pengelolaan DAS Kabupaten Pasuruan atau FDP, Heru Farianto, S.Sos, M.Si., mengingatkan, anugerah sumber daya air yang melimpah yang dirasakan oleh masyarakat Kabupaten Pasuruan dapat hilang.
“Debit Mata Air Umbulan pernah mencapai sekitar 6000 liter per detik. Sekarang sekitar 4000 liter saja. Ada banyak permasalahan di DAS Rejoso yang perlu ditangani seperti alih fungsi lahan hutan menjadi pertanian, pemukiman, juga tambang. Bila hujan terjadi, air tidak bertahan lama. Malah menyebabkan erosi dan sedimentasi. Muncul masalah kualitas air,” ungkapnya.
Heru yang juga adalah Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Pasuruan, berharap semua pihak dapat ikut andil dalam pengelolaan sembilan DAS di Kabupaten Pasuruan sesuai kemampuan dan kewenangan masing-masing dalam suatu manajemen kolaborasi multi pihak.
Dr. M. Saparis Soedarjanto, S.Si., M.T, Direktur Perencanaan dan Pengawasan Pengelolaan Daerah Aliran Sungai menyebutkan pentingnya sistem pertanian agroforestri, yang juga dipromosikan oleh program Rejoso Kita, dalam meningkatkan infiltrasi di DAS dan mengurangi erosi.
“Lanskap pertanian dapat berkontribusi dalam melestarikan DAS. Jenis tutupan hutan lainnya bisa juga untuk menjaga lingkungan, tetapi mungkin dari sisi penghidupan masyarakat tidak memungkinkan. Oleh karena itu perlu memperhatikan keseimbangan antara lahan produksi dan kehutanan yang juga menghasilkan produksi pangan dan jasa ekosistem,” katanya.
Ia pun menekankan pentingnya kemitraaan pemerintah dan swasta dalam mengatasi masalah DAS terutama dari sisi pendanaan.
“Pengelolaan terpadu bisa jadi memang lebih mahal dibandingkan dengan cara-cara konvensional. Tetapi akan memiliki dampak positif yang jauh melebihi modal awal yang dibutuhkan,” tandasnya
Editor : Ali Masduki
Artikel Terkait