Puti mengaku sangat mendukung upaya Pemkot Surabaya melalui dinas pendidikan yang ingin menciptakan pola pembelajaran pendalaman karakter yang diberlakukan dengan melatih siswa untuk menjadi lebih aktif, mandiri, dan berani berpendapat.
"PR yang terlalu banyak dan sering bisa dikolaborasi alokasinya untuk penumbuhan karakter. Saya setuju dan mengapresiasi langkah Pemkot Surabaya yang ingin mengajak anak lebih aktif membuat proyek atau kegiatan positif lain dengan ekstrakurikuler. Tentu harus dibuat agar menyenangkan dalam proses tetapi jelas manfaatnya untuk membangun karakter nasional", jelas Puti.
Puti Guntur Soekarno mendukung kebijakan Pemkot Surabaya yang menghapus PR untuk AD dan SMP. Foto iNewsSurabaya/ist
Anggota DPR RI PDI Perjuangan yang juga Visiting Professor di Kokushikan University Jepang ini juga mengapresiasi dan menambahkan saran perlunya proyek pembelajaran yang menitik beratkan pengenalan berkebudayaan dalam kepribadian nasional misalnya dengan belajar praktek seni tradisi atau modern disandingkan dengan mengaji bagi muslim dan mengajari toleransi.
"Seperti di negeri Jepang misalnya, ilmu pengetahuan dan teknologinya sangat maju tetapi karakter Bangsa Jepang masih sangat kokoh, " pungkas Puti yang juga mantan calon Wakil Gubernur Jawa Timur ini.
PR bagi siswa yang terlalu sering dan rutin menurut Puti Guntur juga bisa membuat siswa semakin jenuh dan justru malas dengan institusi pendidikan formal di tengah banyak alternatif pendidikan dan pembelajaran baru yang ditawarkan terlebih di era digitalisasi saat ini. Terlebih menutut Puti menghadapi situasi seperti pandemi Covid-19 dimana siswa banyak diberikan pendidikan jarak jauh (PJJ) secara online.
Editor : Arif Ardliyanto
Artikel Terkait