Lebih lanjut Matthew mengungkapkan, padi japonica adalah salah satu solusi tanam padi terbaik. Karena padi japonica tidak banyak membutuhkan pupuk kimia, hal ini menjawab kondisi kelangkaan pupuk kimia dan harga pupuk yang mahal.
"Melalui padi japonica kami berharap penggunaan pupuk dan bahan kimia bisa berkurang, sehingga dapat mengurangi residu kimia dan menyuburkan tanah pertanian Indonesia," ungkap pria kelahiran Pandeglang, Banten ini.
Matthew mengatakan, padi japonica tak hanya memiliki rasa yang pulen dan lezat. Namun juga memiliki nilai jual yang lebih baik.
"Pada akhirnya kami ingin nasi yang dikonsumsi masyarakat Indonesia adalah nasi sehat dan lezat dengan harga terjangkau," ujarnya.
PT ATM terus konsisten memasok produksi japonica untuk konsumsi dalam negeri dan dinikmati anak bangsa. PT ATM sendiri menargetkan luasan lahan tanam padi japonica sebesar 1000ha hingga 2023 mendatang melalui sistem kemitraan.
"Sedangkan pada Kuartal IV 2022 ini sudah mencapai 300ha," ucap Matthew.
Ia menuturkan, sudah saatnya Indonesia dengan tanah yang subur dengan pengalaman serta ilmu pertanian yang melegenda mampu menghasilkan produksi beras japonica yang sehat, lezat, bermutu tinggi serta memiliki nilai jual yang lebih baik, sehingga terbuka lapangan pekerjaan yang luas di sektor pertanian. Langkah ini sekaligus merupakan upaya mewujudkan ketahanan pangan nasional dan kesejahteraan petani.
"Industri pertanian adalah sektor utama dalam ketahanan pangan nasional. Perkembangan sektor industri pertanian tidak bergantung kepada kondisi pandemi dan atau resesi, karena bahan pokok pangan akan selalu dibutuhkan oleh masyarakat," pungkas Matthew.
Editor : Ali Masduki
Artikel Terkait