Selain itu, peranan gas akan semakin besar, sebagai energi fosil yang relatif bersih, maka penggunaan gas akan semakin besar.
Tidak hanya terkait energi, peranan gas sebagai bahan baku industri akan semakin memberikan peran yang besar di masa mendatang untuk mendukung tumbuhnya sektor industri petrokimia, pupuk dan industri lainnya.
“Kami berharap, HCML dapat terus meningkatkan kegiatan eksplorasi untuk menemukan cadangan migas baru, dan melakukan upaya-upaya untuk dapat meningkatkan produksinya, agar dapat memberikan dukungan bagi upaya pencapaian target produksi migas nasional di tahun 2030, yaitu produksi minyak 1 juta BOPD dan gas 12 BSCFD," terang Wahju.
Dalam penyampaiannya, Wahyudin melaporkan bahwa produksi HCML itu meningkat secara bertahap.
“Saat awal produksi di tahun 2017, HCML hanya berproduksi dari Lapangan BD dan hanya mengalirkan 20-30 juta kaki kubik per hari (MMSCFD). Namun saat ini, HCML sudah berproduksi secara stabil dari 3 lapangan (BD, MBH, dan MDA) dengan total 185 MMSCFD (data SKK Migas per 15 Des sebesar 127 MMSCFD) untuk memenuhi kebutuhan gas di Jawa Timur. Jumlah ini masih akan terus bertambah seiring dengan dikembangkannya lapangan baru, sesuai salah satu visi HCML menjadi produsen gas terbesar di Jawa Timur,” kata Wahyudin.
Khusus untuk Lapangan BD, selain gas juga memproduksi kondensat sebesar 6,200 bopd dan sulfur cair. Lapangan BD juga berkontribusi terhadap penyediaan sumber gas pada program jaringan gas PT PGN di Jawa Timur, dan program “PGN Sayang Ibu” yang merupakan program jaringan gas kota/kabupaten dengan mengalirkan gas langsung ke rumah pelanggan di 6 Kabupaten/Kotamadya di Jawa Timur.
Editor : Ali Masduki
Artikel Terkait