Khofifah kemudian mengajak semua pihak untuk berkolaborasi dalam menurunkan angka stunting. Ia berharap pihak perguruan tinggi juga terlibat aktif dalam upaya menurunkan prevalensi stunting.
“Kami berharap bahwa target nasional 14% bisa dicapai dengan kerja keras, sinergitas yang luar biasa. Support Dexa Medica, seiring dengan pasukan bidan se-Jawa Timur, Insya Allah bersama kita bisa,” imbuh Khofifah.
Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur Dr. Erwin Astha Triyono mengatakan ada empat tantangan dalam penurunan stunting yakni minimnya anggaran, distribusi dalam hal ini jumlah dan kompetensi dan komitmen Sumber Daya Masyarakat Kesehatan dalam melaporkan data, belum optimalnya koordinasi dan kolaborasi intervensi gizi spesifik dan sensitif, serta masih minimnya advokasi, kampanye, dan diseminasi terkait stunting dan upaya pencegahannya.
“Karenanya sebagai rekomendasi, kita pastikan bulan timbang, mendorong pergerakan masyarakat ke posyandu semaksimal mungkin, kalau bisa lebih dari 80% anggaran kita akan coba dorong supaya pemerintah provinsi, kabupaten/kota bisa menganggarkan dalam jumlah cukup, dan yang terakhir adalah pentahelix untuk koordinasi,” kata Dr. Erwin Astha.
Presiden Direktur PT Dexa Medica V. Hery Sutanto menyampaikan komitmen Dexa Group untuk berperan aktif mendukung percepatan penanganan stunting di Indonesia.
“Dexa Group dan Argon Group, bersama platform Teman Bumil–platform untuk ibu hamil terbesar di Indonesia–kita bergotong royong. Harus bergotong royong untuk menangani stunting. Stunting harus dipangkas untuk melahirkan manusia Indonesia yang unggul,” ujar V. Hery.
Hery kemudian mengungkapkan bahwa WHO menetapkan standar prevalensi stunting maksimal 20 persen. Untuk itu Dexa Group berkomitmen untuk terus membantu pemerintah dalam upaya menurunkan prevalensi stunting di Indonesia.
“Kami dari Dexa Group bekerja sama dengan BKKBN untuk melakukan program edukasi pengawalan pendampingan di berbagai kota. Dukungan stakeholder swasta sangat diperlukan. Dexa Group sebagai perusahaan farmasi yang melakukan riset bahan bahan alam melalui Dexa Laboratories of Biomolecular Sciences atau DLBS, melakukan riset. Apa yang bisa kami bantu dan kami mengambil bagian bahwa ternyata kami menemukan satu produk yang bisa menurunkan stunting melalui pemberian ASI,” papar Hery.
Untuk mencegah stunting, Dexa Group melakukan inovasi di bidang farmasi melalui produk- produknya, salah satunya produk HerbaAsimor yang dikembangkan dari kekayaan alam Indonesia yang berperan membantu meningkatkan kualitas dan kuantitas ASI, demikian diungkapkan Head of Marketing CHD Dexa Medica Irene Dwi Sari.
HerbaAsimor menggunakan bahan alam asli Indonesia yakni daun katuk, daun torbangun, dan fraksi bioaktif ikan gabus yang diolah dengan teknologi modern. Berdasarkan hasil riset terhadap konsumen yang dilakukan oleh PT Dexa Medica, sebanyak 8 dari 10 ibu menyusui merasakan manfaat HerbaAsimor ini.
“HerbaAsimor dikembangkan dari biodiversitas Indonesia, yang memiliki TKDN atau Tingkat Komponen Dalam Negeri, sangat tinggi yakni di atas 80 persen. Ini sejalan dengan misi pemerintah untuk mewujudkan kemandirian farmasi nasional, program prioritas belanja produk produksi dalam negeri, dan program bangga buatan Indonesia (BBI),” kata Irene.
Editor : Ali Masduki