Kolaborasi Dexa Group dan BKKBN Edukasi 1000 Bidan di Jawa Timur Untuk Turunkan Stunting

Ali
Dexa Group berkolaborasi dengan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) menggelar program Edukasi dan Pemberian ASI Eksklusif. Foto/Istimewa

SURABAYA, iNewsSurabaya.id – Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) 2022 menunjukkan prevalensi stunting nasional mengalami penurunan menjadi 21,6 persen atau turun 2,8 persen dibandingkan tahun sebelumnya. Namun masih diperlukan upaya lebih lanjut untuk mencapai target 14 persen di tahun 2024. 

Untuk itu, Dexa Group berkolaborasi dengan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) menggelar program Edukasi dan Pemberian ASI Eksklusif di 1.000 Hari Pertama Kehidupan bagi ibu hamil, ibu menyusui dan para bidan di Provinsi Jawa Timur.

“Pada kesempatan kali ini juga mengucapkan terima kasih kepada mitra, Dexa Group, yang dalam hal ini selalu membersamai bidan dan BKKBN untuk berkegiatan sosial kemasyarakatan dan juga kegiatan edukasi. Kami ucapkan terima kasih, tepuk tangan juga untuk Dexa Ini yang luar biasa selalu bermitra dengan kita,” kata Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) dr. Hasto Wardoyo dalam acara yang digelar di Kota Surabaya, Jawa Timur, Sabtu (11/2/2023).

Hasto kemudian menjelaskan pentingnya pencegahan stunting sejak masa kehamilan. Para bidan yang masuk dalam Tim Pendamping Keluarga, kata Bapak Hasto, harus bisa mendampingi dan mengedukasi keluarga sejak masa kehamilan. 

“Bidan memang bukan segala-galanya, tapi tanpa bidan BKKBN tidak ada apa-apanya,” imbuhnya.

Turut hadir dalam acara tersebut Gubernur Provinsi Jawa Timur  Khofifah Indra Parawansa, Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur Dr. Erwin Astha Triyono, Ketua Ikatan Bidan Indonesia Pusat Dr. Emi Nurjasmi, Ketua IBI Jawa Timur  Hj. Lestari, dan Presiden Direktur Dexa Medica V. Hery Sutanto.

Dalam kesempatan yang sama, Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa menyatakan prevalensi stunting di provinsinya turun dari angka 23,50% pada 2021 menjadi 19,2% pada 2022. 

Kota Surabaya menjadi wilayah dengan prevalensi stunting paling rendah di Indonesia berdasarkan Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) tahun 2022, yakni 4,8%. Ibu Khofifah menekankan pentingnya mencegah stunting, Angka Kematian Ibu (AKI), dan juga Angka Kematian Bayi (AKB).

“Bahwa isu prioritas dalam mewujudkan SDM berkualitas dan berdaya saing adalah upaya penurunan AKI dan AKB, kedua adalah meningkatkan kualitas SDM melalui penurunan stunting,” jelas Khofifah.

Editor : Ali Masduki

Halaman Selanjutnya
Halaman : 1 2 3

Bagikan Artikel Ini
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis iNews Network tidak terlibat dalam materi konten ini.
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network