Sebagai kampus dengan ciri khas Nasionalisme, lanjut Harjo, upaya Untag Surabaya dalam menginternalisasi nilai-nilai kebangsaan sangat bagus. “Nilai-nilai kebangsaan harus kita junjung terus karena itulah ciri khas kita, seperti setiap jam 10 pagi menyanyikan lagu Indonesia Raya, kami juga memiliki UKM Kebangsaan dan Bela Negara, KKN Tematik Kebangsaan dan mata kuliah Patriotisme. Disemester ini juga Untag akan meluncurkan program baru yaitu hibah organisasi kemahasiswaan terkait patriotism dengan topik menghargai kearifan lokal dan bangga menggunakan produk dalam negeri,” tambahnya.
Narasumber dari LEMHANNAS yang akrab disapa Dr. Theresia menekankan pemahaman wawasan kebangsaan menjadi hal yang sangat penting untuk menghadapi berbagai tantangan khususnya pada perkembangan teknologi bagi masyarakat di era digital ini, seperti masuknya arus informasi dari seluruh dunia di era revolusi industri 5.0 hingga terbukanya arus globalisasi yang membawa budaya-budaya asing berpotensi mengikisnya dan lunturnya nilai-nilai kebangsaan.
“Saat ini produk-produk lokal yang dihasilkan banyaknya UMKM di Indonesia ini unik-unik dan memiliki nilai seni yang tinggi. Namun terkadang kita tidak menyadari itu,” lanjutnya.
Universitas 17 Agustus 1945 (Untag) Surabaya melalui Fakultas Psikologi mengadakan Kuliah Umum secara hybrid di auditorium lantai enam Gedung Pusat Perkantoran Rektorat dan YPTA.Foto iNewsSurabaya/ist
Tenaga Profesional Bidang Kepemimpinan LEMHANNAS juga mengingatkan bahwa Indonesia membutuhkan mahasiswa yang berkompeten, berakhlak mulia dan berkarakter bangsa untuk mewujudkan ide-ide kreatif guna memajukan kehidupan berbangsa dan bernegara di era digital. “Nasib tanah air kedepan terletak di tangan kita, khususnya anak-anak muda ini merupakan penerus perjuangan yang dilakukan para leluhur. Tidak hanya bersuara tapi memunculkan ide, memiliki sikap dan komitmen untuk satu bangsa, satu tanah air dan satu bahasa,” paparnya.
Kuliah umum pemantapan nilai-nilai kebangsaan menjadi bukti bahwa nilai yang diwariskan leluhur bisa membawa Indonesia merdeka. “Dari warisan nilai itu tumbuh semangat kebangsaan, bersatu, keadilan dan bergotong royong. Semangat-semangat ini yang diperlukan untuk terus mewujudkan visi bangsa Indonesia,” tutur Dr. Theresia
Editor : Arif Ardliyanto
Artikel Terkait