Pemberitaan yang menurutnya berdasarkan asumsi tersebut, menyebabkan kehebohan dikalangan dunia pendidikan Jatim. Khususnya di jajaran linier dibawahnya, seperti Kepala Sekolah hingga anak anak didik tingkat SMA sederajat, sudah ada yang mulai terpengaruh, usai mengakses berita yang tersebar melalui media online.
"Itu menimbulkan keresahan, sehingga menurut kami MAKI Jatim harus meluruskan ini. Karena itu tidak benar, ngawur berita itu. Dalam aksi itu dibangun untuk tujuan tertentu, bukan berdasarkan data yang benar," imbuhnya.
Sebelumnya, sekelompok orang yang menamakan Jaringan Kawal Jawa Timur (Jaka Jatim) menggelar demonstrasi di Kantor Dinas Pendidikan Provinsi Jatim, Senin (6/3/2023). Mereka menuding Dinpendik Jatim dijadikan alat korupsi.
Korlap Aksi Jaka Jatim Musfiq membeberkan bahwa dari informasi yang diperoleh pihaknya, Wahid Wahyudi diduga terlibat dalam kasus korupsi dana hibah DPRD Jatim. Dimana KPK juga telah menggeledah rumah Wahid beberapa waktu lalu.
Dikabarkan KPK berhasil menyita emas batangan dan dua buah berlian senilai miliaran rupiah. Selain itu, KPK juga menyita cek yang belum dicairkan sebesar Rp 36 miliar. Namun Musfiq sendiri belum yakin kabar penyitaan tersebut.
“Kalau penyitaan KPK ini adalah benar, maka jelas Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Timur yang selama ini visi-misinya adalah meningkatkan kualitas pedidikan dan mencerdaskan anak bangsa, hanya dijadikan lumbung para koruptor yang berkedok pendidikan,” katanya.
Editor : Ali Masduki
Artikel Terkait