Rahasia PDI Perjuangan Menang Telak di Surabaya Terbongkar, Ini Hasil Riset SSC

Ali Masduki
Elektabiltas PDIP di kota Surabaya leading dengan selisih terlampau jauh dibanding partai Gerinda maupun PKB, pesaing terdekatnya. Foto/Sindonews

Adi mencontohkan bagaimana di Surabaya para kader terjun ke kampung-kampung untuk membantu masalah pendidikan, kesehatan, sosial, hingga infrastruktur. Kerja gotong royong yang menonjolkan kekompakan kepemimpinan PDIP di Surabaya telah mampu membantu masyarakat luas.

“Di Surabaya, secara konsisten kepemimpinan PDI Perjuangan terus memperkuat kebijakan-kebijakan yang pro wong cilik, seperti pendidikan dan kesehatan gratis, pembangunan pemukiman, infrastruktur lain, penanganan stunting, pengembangan olahraga dan komunitas anak muda, hingga penataan kampung,” ujar Adi.

Dikatakan, PDIP terus memperkuat kerja-kerja kerakyatan yang  dirasakan warga masyarakat. Kehadiran kader-kader banteng di tengah-tengah rakyat, terus dirasakan masyarakat. 

“PDI Perjuangan konsisten di jalur politik kerakyatan,” ujar Adi.

Sementara itu, Peneliti Senior SSC, Ikhsan Rosidi mengatakan, kokohnya dominasi angka elektabilitas PDIP di kalangan warga Kota Surabaya ini dapat disebabkan oleh beberapa alasan. 

Pertama, menurut persepsi masyarakat Surabaya yang terpotret melalui hasil survei, menunjukkan bahwa mayoritas warga Surabaya menganggap bahwa PDIP adalah partai yang paling identik dengan partai yang memperjuangkan ideologi Bung Karno, proklamator sekaligus Presiden RI pertama. 

Sedangkan Bung Karno dianggap sebagai sosok yang melekat kuat dalam benak warga Surabaya, mengingat kehidupan dan perjuangan Bung Karno di masa mudanya di Kota Surabaya. 

"Faktor ini menjadi salah satu hal yang membuat PDIP juga kuat merekat di benak masyarakat Surabaya," terang Ikhsan, Selasa (18/7/2023). 

Kedua, adalah faktor keberhasilan kepemimpinan pasangan wali kota dan wakil wali kota di mana dalam tiga periode terakhir selalu dipegang oleh kader-kader PDIP. Sejak era kepemimpinan Bambang DH, dilanjutkan oleh Tri Rismaharini dan sekarang bahkan wali kota dan wakilnya adalah kombinasi kader terbaik PDIP yakni Eri Cahyadi-Armuji. 

"Faktor ini secara perlahan namun pasti menyebabkan terjadinya transformasi warna PDIP ke dalam corak manajemen Pemerintahan Kota Surabaya, sehingga lambat laun juga berpengaruh pada meningkatnnya perolehan suara PDI-P sebagai wujud apresiasi warga Surabaya atas keberhasilan tersebut," jelas Ikhsan. 

Ketiga, kepemimpinan PDIP Kota Surabaya yang mampu mengoptimalkan kinerja seluruh bagian mesin partai secara kompak dan sinergis.

Kerja politik PDIP Kota Surabaya ini dapat sepenuhnya diterima oleh masyarakat Surabaya sebagai kerja melalui program-program dan kegiatan yang langsung menyetuh pada jantung problematika kehidupan sehari-hari warga Surabaya dan secara riil buahnya dapat dinikmati oleh masyarakat.

Keempat, lanjut Ikhsan, PDIP Surabaya tampil konsisten sebagai partai yang berhasil mengelola potensi masalah internal di antara kader partai dengan damai sehingga tidak berujung pada lahirnya konflik yang sampai terekspose keluar oleh media dan mengganggu kinerja partai. 

"Sebaliknya, beberapa partai lain di Surabaya gerak politiknya justru tertahan akibat disharmoni dan konlik internal," tandasnya. 

Kelima, PDIP berhasil berhasil pula mencetak kader-kader yang rajin turun ke bawah menyapa dan hadir di tengah-tengah masyarakat Surabaya maupun di basis massa konstituennya, baik dalam rangka membaur untuk menyerap berbagai aspirasi dari masyarakat sebagai wujud kepedulian partai kepada masyarakat maupun dalam rangka menjalankan suatu program tertentu. 

Keenam, PDIP juga merupakan partai yang secara konsisten dapat menghadirkan simbol-simbol partai berupa alat peraga maupun atribut kampanye, di tengah-tengah masyarakat terus menerus dari waktu ke waktu, sehingga awareness masyarakat terhadap PDI-P juga tetap tinggi bahkan terus meningkat. 

Sebagai contoh saat ini hampir tidak ada jengkal ruang publik di kota Surabaya yang tidak didapati baliho, spanduk, dan bendera PDIP. 

"Ketujuh, sosok Ganjar Pranowo yang secara resmi diusung oleh PDIP sebagai calon presiden (Capres) untuk Pemilu 2024 nanti, tak dapat dipungkiri membawa dampak signifikan pula, yakni dampak coattail effect untuk elektabilitas PDIP di Kota Surabaya," jelasnya. 

Editor : Ali Masduki

Halaman Selanjutnya
Halaman : 1 2 3

Bagikan Artikel Ini
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis iNews Network tidak terlibat dalam materi konten ini.
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network