PDI Perjuangan Surabaya Diatas Angin, Pengamat SSC : Tidak Boleh Jumawa

Ali Masduki
Peneliti senior Surabaya Survey Center (SSC), Ikhsan Rosidi. Foto: iNewsSurabaya.id/Ali Masduki

Menurut Ikhsan, implementasi dan wujud nyata dari politik kerakyatan adalah seluruh kader PDIP baik yang tengah menjabat sebagai pejabat publik maupun yang tidak, harus rela menyediakan diri sebagai wakil rakyat dan pelayan rakyat, yang siap setiap saat untuk melayani dan memprioritaskan kepentingan rakyat. 

"Tinggalkan kebiasaan dan mentalitas priyayi zaman feodal bahwa pejabat adalah orang yang harus dilayani rakyat, namun sebaliknya merekalah yang harus melayani rakyat," tegasnya.

Dengan menempatkan diri sebagai pelayan rakyat maka kader-kader PDIP akan semakin cair membaur di tengah-tengah masyarakat, menyerap aspirasi dan keluhan mereka, dan hadir sebagai bagian dari solusi bagi masalah yang dihadapi oleh warga Surabaya.

Pada sisi lain, Ikhsan juga menguak fakta kuatnya tingkat elektabilitas PDIP di Surabaya ini, tidak serta merta membuat partai lain menjadi pesimistis dan terhenti geraknya serta tidak seharusnya merasa menyerah sebelum bertanding. 

"Justru dibalik fenomena ini, partai lain harus jeli melihat peluang dan potensi-potensi ceruk suara yang mungkin masih dapat diambil, agar dapat terus bersaing secara kompetitif pada kontestasi Pemilu 2024 mendatang," jelas Ikhsan. 

Misalnya, dari hasil survei yang dilakukan SSC ini, data mengatakan bahwa masih terdapat sejumlah 9% pemilih yang sampai hari ini belum menentukan pilihan atau undecided voters. 

Tercatat pula bahwa angka pemilih mengambang atau pemilih yang belum mantap dengan pilihannya (swing voters) sebanyak 50,6%. 

"Setidaknya masih tersedia 59,6% potensi palung suara yang masih dapat dikelola dan diperebutkan oleh partai-partai lain agar memilih partai mereka," kata Ikhsan. 

Hal ini tentu menjadi pekerjaan rumah bagi partai-partai lain. Dalam waktu yang relatif singkat ini, yakni tujuh bulan menjelang hari pencoblosan.

"Nah, bagaimana mereka mampu mengoptimalkan kerja politik untuk melakukan penetrasi ke palung-palung potensi suara tersisa tersebut agar asa mereka dalam kompetisi politik lima tahunan ini tetap terjaga, dan tidak boleh merasa kalah sebelum bertanding," tutur Ikhsan lebih lanjut. 

Sebagaimana diketahui, menurut hasil survei yang dilakukan oleh lembaga survei Surabaya Survey Center (SSC) tentang kecenderungan perilaku pemilih warga Kota Surabaya menjelang Pemilu 2024 pada akhir Juni lalu, PDIP keluar menjadi partai dengan elektabilitas tertinggi di Surabaya dan menjadi pemuncak diantara partai-partai lain peserta pemilu. 

Elektabilitas PDIP berada di posisi puncak dengan memperoleh angka sebesar 49,2%. Kemudian disusul oleh Gerindra yang mengantongi angka 8,6% dan PKB dengan angka 8,2% di urutan ketiga. 

Sementara yang tidak menjawab atau belum menentukan pilihan sebanyak 9%. PDIP mencatatkan hasil elektabilitas yang jauh terpaut dengan Partai Gerindra, PKB maupu partai yang lain.

Selain tiga posisi teratas tersebut, partai-partai lain mengikuti di urutan selanjutnya, seperti Demokrat dan Golkar dengan perolehan masing-masing 6,7% dan 5,4%, PKS dengan 3%, Nasdem 2,8%, dan PAN dengan 2,7%.  

Lainnya, yakni Perindo 1,7%, PSI dan PPP keduanya 1%, sisanya seperti Partai Buruh, Gelora, PKN, Hanura, Garuda, PBB, dan Ummat sama-sama memperoleh 0,1%.

Terkait dengan menjulangnya tingkat elektabilitas PDIP Surabaya ini, Ketua Umum DPC PDIP Kota Surabaya, Adi Sutarwijono mengatakan bahwa fakta hasil survei ini akan dijadikan kaca benggala untuk terus berbenah, bekerja keras dan bergerak bersama dengan semangat gotong royong. 

“Kader PDIP tidak boleh takabur, hasil survei harus disikapi dengan rendah hati dan memcau semangat lebih besar lagi dalam membersamai masyarakat akar rumput," ujar Adi. 

Adi juga menekankan kepada seluruh kader PDIP bahwa hasil survei ini adalah salah satu momentum bagi PDI-P untuk menjaga dan meningkatkan kesolidan sekaligus kekompakan. 

“Jangan pernah henti menjaga dan meningkatkan kesolidan sekaligus kekompakan, sehingga dalam kinerjanya semakin dirasakan warga masyarakat!” imbuh Adi.

Sebagai informasi, SSC adalah salah satu lembaga survei yang bernaung dibawah Asosiasi Survei Opini Publik Indonesia (ASOPI) dan aktif dalam berbagai kegiatan riset opini publik sejak 16 tahun lalu, tepatnya sejak 7 Juli 2007. 

Hasil penelitian yang dilakukan oleh SSC ini dilaksanakan dari tanggal 20 - 30 Juni 2023 di 31 Kecamatan Kota Surabaya. Sebanyak 1.200 responden dipilih dengan menggunakan metode stratified multistage random sampling dengan margin of error kurang lebih 2,83 persen dan tingkat kepercayaan sebesar 95 persen. Penentuan responden dalam setiap Kartu Keluarga (KK) dilakukan dengan bantuan kish grid.

Editor : Ali Masduki

Sebelumnya

Bagikan Artikel Ini
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis iNews Network tidak terlibat dalam materi konten ini.
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network