Dalam ayat lain, kita bisa melihat bagaimana kesombongan Fir’aun dengan memanfaatkan keilmuan tangan kanannya yang bernama Haman. “Dan berkatalah Fir’aun: “Hai Haman, buatkanlah bagiku sebuah bangunan yang tinggi supaya aku sampai ke pintu-pintu, (yaitu) pintu-pintu langit, supaya aku dapat melihat Tuhan Musa dan Sesungguhnya aku memandangnya seorang pendusta.” (QS al-Mu’min: 36-37)
Itulah gambaran al-Quran tentang manusia-manusia yang berkedudukan tinggi dan terhormat di tengah-tengah masyarakatnya, baik lantaran ilmu, kekayaan, dan kekuasaan, tetapi tidak dibarengi dengan bimbingan ruhani yang bersifat keagamaan. Mereka justru menentang ajaran agama yang dibawa oleh para utusan Allah.
Perilaku di atas jelas-jelas merupakan penyakit yang mengkhawatirkan dan harus dicarikan obat penawarnya, salah satunya tentu –seperti yang diajarkan oleh Rasulullah Saw- adalah menumbuh-suburkan sikap tawadlu’. Sikap ini bisa dimaknai dengan rendah hati, tidak sombong. Atau lebih dalam lagi bahwa manusia tidak melihat dirinya memiliki nilai lebih dibandingkan hamba Allah yang lainnya. Banyak dalil yang menganjurkan kepada umat agar bersikap tawadlu’.
وَلَا تُصَعِّرْ خَدَّكَ لِلنَّاسِ وَلَا تَمْشِ فِي الْأَرْضِ مَرَحًا إِنَّ اللَّهَ لَا يُحِبُّ كُلَّ مُخْتَالٍ فَخُورٍ
“Dan janganlah kamu memalingkan mukamu dari manusia (karena sombong) dan janganlah kamu berjalan di muka bumi dengan angkuh. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong lagi membanggakan diri.” (QS. Luqman: 18)
وَعِبَادُ الرَّحْمَنِ الَّذِينَ يَمْشُونَ عَلَى الْأَرْضِ هَوْنًا وَإِذَا خَاطَبَهُمُ الْجَاهِلُونَ قَالُوا سَلَامًا
“Dan hamba-hamba Tuhan yang Maha Penyayang itu (ialah) orang-orang yang berjalan di atas bumi dengan rendah hati dan apabila orang-orang jahil menyapa mereka, mereka mengucapkan kata-kata (yang mengandung) keselamatan.” (QS. al-Furqan [25]: 63)
‘Iyadh bin Himar ra. berkata: “Bersabda Rasulullah Saw: “Sesungguhnya Allah Swt telah mewahyukan kepadaku: “Bertawadlu’lah hingga seseorang tidak menyombongkan diri terhadap lainnya dan seseorang tidak menganiaya terhadap lainnya.” (HR. Muslim). Rasulullah Saw juga bersabda: “Tiada berkurang harta karena sedekah, dan Allah tiada menambah pada seseorang yang memaafkan melainkan kemuliaan. Dan tiada seseorang yang bertawadlu’ kepada Allah, melainkan dimuliakan (mendapat ‘izzah) oleh Allah.” (HR. Muslim).
Editor : Arif Ardliyanto
Artikel Terkait