BANYUWANGI, iNewsSurabaya.id – Sekolah Alam Insan Qurani (SAIQ) Al Hikmah menjadi rujukan tempat pendidikan di Banyuwangi, Jawa Timur. Sekolah ini memiliki proses pendidikan berbeda dari biasanya, siswanya diminta untuk lebih mandiri, kreatif, dan inovatif dengan memanfaat media alam sekitar dengan baik.
Sekolah yang baru berdiri setahun lalu ini telah diserbu banyak siswa. Untuk pendaftaran tahun 2023, ada sekitar 60 hingga 70 siswa mendaftar. Mereka tertarik dengan SAIQ karena pembelajaran yang diberikan berbeda. Sementara siswa lebih enjoi dalam menerima transfer ilmu dari pendidik, guru sangat dekat dengan murid.
Kondisi tersebut terlihat dalam Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS) di sekolah. Siswa datang ke lingkungan sekolah diantar orang tuanya, mereka disambut dengan senyuman oleh ustadzah atau guru. Siswa langsung diajarkan untuk berdoa dan membacakan ayah-ayat suci Al Quran di depan sekolah.
Tak hanya itu, siswa juga dibawa ke Pantai Gumuk Kantong untuk melakukan aktivitas pembelajaran ditengah alam. Mereka diajarkan untuk mengenal lingkungan pantai, mulai melepas anak penyu atau tukik ke laut lepas. Proses pelepasan penyu dilakukan dengan gembira, anak-anak diminta untuk berkumpul dan memegang tukik yang akan dilepas ke pantai.
Tukik diambil kemudian diletakkan dibibir pantai secara bersamaan. Sementara anak-anak diminta menyaksikan proses tukik masuk pantai. Pelan tapi pasti, ombak Pantai Gumuk Kantong mulai menyapa tukik. Tak lama kemudian, tukik berjalan berlahan-lahan menuju pantai, mereka seolah gembira bisa kehabitatnya.
Tukik terlihat melihat kanan-kiri, hewan langka ini ingin mengenal area sekitar, dan tukik-tukik ini diprediksi akan kembali dan beranak biak di lokasi tersebut lagi. Satu per satu tukik disapu ombak, hingga menghilang ditengah laut, mencari kebebasan.
Siswa sekolah SAIQ Banyuwangi melihat penangkaran telur penyu untuk ditetapkan. Foto iNewsSurabaya/arif
Sementara anak-anak SAIQ menyaksikan dengan melihat proses tersebut, mereka diajarkan untuk mencintai alam.
“Anak-anak juga kami ajarkan untuk melihat di penangkaran penyu. Mereka melihat bagaimana telur penyu bisa menetas,” kata Direktur SAIQ Al Himkah, Banyuwangi, Jawa Timur, Rizki Komariyah.
Bu Kokom panggilan akrab Rizki Komariyah menuturkan, anak didiknya memang dikenalkan dengan alam sejak dini. Karena alam akan memberikan edukasi nyata dalam kehidupan mereka, untuk itu rangkaian pengenalan lingkungan sekolah dan alam dilakukan secara tertata.
“Setelah melepas anak penyu, tukik. Anak-anak melihat penangkaran telur penyu, kemudian anak-anak diminta untuk membersihkan pantai hingga melepaskan burung ke alam bebas. Kita ajari bagaiman mengatehu alam dan mencintai alam dengan benar,” ujarnya.
Sistem ini, lanjutnya, memiliki banyak manfaat, siswa tidak lagi terus melihat buku untuk belajar. Namun mereka bisa belajar dari alam, dan melihat kondisi di alam bebas. “Saya yakin sekolah ini bakal besar. Kita baru setahun Alhamdulillah siswanya mulai banyak,” aku dia.
Siswa sekolah SAIQ Banyuwangi berfoto ria dialam Pantai Gumuk Banyuwangi. Foto iNewsSurabaya/arif
Farida, Orang Tua Siswa SAIQ Al Hikmah Banyuwangi mengaku sangat senang anaknya bisa mengenyam pendidikan di sekolah ini. Menurutnya, proses pendidikan yang diberikan sangat unik dan berbeda. Siswa diminta untuk mengenal alam dan mengenal Al Quran dengan baik. Bahkan tidak jarang, proses pembelajaran juga dilakukan di alam sekitar.
“Makanya rugi kalau tidak mendaftarkan anaknya ke sekolah SAIQ Al Hikmah. Saya sangat puas, dan saya berharap sekolah ini semakin maju,” ucap dia.
Editor : Arif Ardliyanto
Artikel Terkait