Saat ini, Toko Krupuk Risma tidak hanya menjual krupuk tradisional, tetapi juga berinovasi dengan mengembangkan produk-produk berbasis laut yang bernilai tambah. Mereka menciptakan krupuk dengan menggunakan bahan baku dari alga laut, yang kaya akan nutrisi dan memiliki dampak lingkungan yang lebih rendah.
Langkah ini tidak hanya mendukung diversifikasi produk, tetapi juga merangsang pemanfaatan sumber daya kelautan dengan cara yang berkelanjutan. Melalui komitmennya dalam menerapkan konsep “blue economy,”
"Toko Krupuk Risma di Kota Surabaya telah membuktikan bahwa bisnis dapat menjadi agen perubahan positif bagi lingkungan dan komunitas. Dengan pendekatan yang berfokus pada pemanfaatan sumber daya kelautan yang bertanggung jawab, reduksi limbah plastik, dan edukasi kelautan, toko krupuk ini telah menjadi inspirasi bagi upaya pelestarian lingkungan," papar Yurilla.
Kembangkan Konsep Blue Economy, UWP dan Toko Krupuk Risma Olah Hasil Laut Jadi Ramah Lingkungan. Foto iNewsSurabaya/ist
Yurilla menuturkan, bahwa blue economy menjadi issue dunia sehingga para pelaku usaha utamanya pada bidang yang berdampingan dengan kelautan dapat mengurangi dampak signifikan dari kegiatan usaha yang dilakukan. Lebih lanjut praktik penerapan blue economy mengupayakan masyarakat untuk dapat memperoleh kesadaran secara logis dan kontinu tentang pentingnya pemberdayaan lingkungan.
"Kami sangat komitmen untuk program ini, kami ucapan terima kasih kepada Direktorat Riset, Teknologi dan Pengabdian kepada Masyarakat, Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi, Riset dan Teknologi Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi yang telah berkontribusi terhadap seluruh pendanaan kegiatan yang dilaksanakan," paparnya.
Editor : Arif Ardliyanto
Artikel Terkait