Sementara itu Deputy CEO SUN Energy, Dion Jefferson menyampaikan bahwa sistem energi surya ini akan menghasilkan energi listrik sebesar 174,5 MWh per tahun.
“Kami mengapresiasi komitmen keberlanjutan Grup Wismilak bersama dengan SUN Energy untuk menginstalasi dan mengelola sistem energi surya sebagai bagian dari implementasi proses produksi ramah lingkungan," kata Dion.
SUN Energy yakin bahwa industri yang memiliki daya saing di masa depan adalah industri yang menerapkan prinsip berkelanjutan dan fokus pada efisiensi energi demi mengurangi dampak perubahan iklim yang kian terasa.
"Dengan produksi energi sebesar 174,5 MWh per tahun dari sistem energi surya, Grup Wismilak telah mereduksi 150 ton emisi karbon setiap tahunnya,” ujar Dion.
Pemanfaatan sistem energi surya guna mendukung kegiatan operasional di Wismilak sejalan dengan misi Wismilak, yakni ‘bertanggung jawab dan berkomitmen terhadap lingkungan dan komunitas’.
“SUN Energy akan mendukung penuh komitmen keberlanjutan Wismilak melalui penerapan produksi yang ramah lingkungan melalui pemanfaatan sistem energi surya. SUN Energy mengapresiasi para pelaku industri yang telah memanfaatkan energi bersih sebagai energi alternatif yang reliabel, efisien, dan ramah lingkungan,” tutup Dion.
Sebagaimana diketahui, Industri manufaktur merupakan pengguna energi terbesar kedua setelah sektor transportasi di Indonesia (Kemenperin, 2020). Untuk itu, penggunaan energi berbasis energi fosil yang menunjang operasional menjadi isu penting yang perlu diatasi oleh para pelaku industri.
Melalui Kementrian Perindustrian, pemerintah Indonesia mendorong implementasi Industri Hijau yang menerapkan prinsip-prinsip berkelanjutan baik dari sisi bahan baku, penggunaan sumber daya energi, proses produksi, polusi dan pencemaran, agar mampu meningkatkan daya saing serta mengatasi dampak perubahan iklim akibat proses produksi.
Editor : Ali Masduki
Artikel Terkait