Budi mengatakan, di Surabaya masih cukup banyak kasus stunting. Kondisi tersebut tidak bisa pemerintah sendiri yang menanganinya, tetapi butuh kampus turun untuk terlibat mengintervensi anak-anak stunting. Pasalnya, persoalan stunting bukan hanya anaknya saja namun keluarga juga butuh mendapatkan perhatian.
"Pola makan dan pola asuh anak stunting juga butuh diperhatikan. Kami dari UWP akan menurunkan mahasiswa melakukan penanganan kasus-kasus stunting, mereka akan kita turunkan di tengah masyarakat," ucapnya.
Rektor UWP Surabaya Turun Langsung Tangani Kasus Stunting, Datang ke Rumahnya dan Tanggung Biaya Pendidikan. Foto iNewsSurabaya/arif
Camat Benowo Surabaya, Deddy Sjahrial Kusuma SH mengatakan, pihaknya selalu mengintervensi keberadaan anak-anak stunting. Kali ini, Kampus Wijaya Putra turun langsung menangani kasus stunting yang menjadi prioritas pemerintah kota. "Alhamdulillah kampus Wijaya Putra bersedia menjadi bapak angkat anak-anak stunting. Kita akan bersama-sama menangani kasus stunting," katanya.
Deddy mengatakan, di area kerjanya ada sekitar 11 kasus anak stunting atau gizi buruk. Untuk yang pra stunting, ujarnya ada sekitar 16 kasus yang membutuhkan penanganan serius. "Sekarang ada istilah pra stunting, kita juga mengantisipasi kondisi tersebut," ujarnya.
Editor : Arif Ardliyanto
Artikel Terkait