Makna Maulid Bagi Masyarakat Pulau Bawean

Arif Ardliyanto
Perayaan Maulid Nabi yang dilakukan warga Pulau Bawean. Foto iNewsSurabaya/ist

Manusia diberkati dengan akal nalar untuk tetap dan terus memodifikasi wujud dan rasa rangghinang dengan toping bernilai kekinian sehingga tetap disukai tanpa kehilangan karakter asli rangghinang itu sendiri. 

Jangan ada alasan mubadzir karena sudah tak dimakan lagi. Sungguh dangkal pola nalarnya dalam memaknai sebuah simbol. Siapa yang mau makan apem di zaman kekinian sebelum mengerti rahasia di balik apem itu sendiri.

Simbol lain yang sedikit perlu dicerahkan tentang bunga telur atau cocok telur sejumlah dua belas butir berkitar di angka'an tersebut. Jumlah dua belas mengingatkan tanggal kelahiran Baginda Rasulullah, SAW. Telur merupakan asal kehidupan makhluk di muka bumi dalam generasi penerus. 

Bila dicermati secara mendalam isi di dalam cangkang telur berupa putih telur dan kuning telur yang tak pernah bercampur satu sama lain. Ibaratnya umat Islam dengan umat lainnya hidup di dunia tetap bisa hidup bersama tanpa mencampur baur dengan prinsip "bagiku agamaku dan bagimu agamamu", kecuali telur busuk atau rusak saja yang bisa membaur dalam aqidah sekalipun terkadang. 

Saat ini cocok telur diganti dengan sabun, minyak botolan, dan barang lain yang tak bermakna sama sekali atas ketidak mengertiannya terhadap makna dari simbol dimaksud.

Simbol lain yang harus ada dan tetap dipertahankan pemasangan "tongghul" di tengah-tengah angka'an atau "bherkat" sebagai hidangan dalam peringatan. Tongghul melambangkan sebagai simbul pemimpin yang harus tegak berdiri di tengah-tengah umatnya. 

Menghilangkan tongghul maulid tak ubahnya membuang peran pemimpin yang tetap harus ada terutama "Uswatun Hasanah" sebagaimana Rasulullah Muhammad, SAW. sebagai suri tauladan terbaik. Wujud tongghul berupa bunga, ranting, dan daun indah penuh pesona sebagai daya tariknya. 

Hal demikian menyatakan sejarah atau tarekh Islam yang dilambangkan "syajerah" yang patut dikenang dan diperingati hari kelahirannya sebagai "rahmatan lil alamin. Amin.

Penulis :
Sugriyanto
Budayawan Pulau Bawean juga Pegiat Masyarakat Adat Bawean

Editor : Arif Ardliyanto

Sebelumnya

Bagikan Artikel Ini
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis iNews Network tidak terlibat dalam materi konten ini.
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network