Seperti yang terjadi pada Pilpres AS sebelumnya di tahun 2020, volatilitas harga emas langsung tinggi saat perhitungan suara Pilpres AS dimulai. Terlebih, mantan Presiden AS, Donald Trump digadang-gadang menjadi salah satu calon terkuat Kembali maka kebijakan luar negeri terhadap Tiongkok yang sempat bersitegang di masa kepemimpinannya patut diperhitungkan kembali dampaknya terhadap harga emas nanti.
“Dari melihat tiga hal tersebut, kami menyarankan agar investor tetap memilih emas sebagai alternatif investasi yang tepat di Perdagangan Berjangka Komoditi. Dengan rekomendasi selama 6 bulan ke depan investor bisa melakukan long sell dari posisi USD2.070/toz - USD2.100/toz dengan target penurunan terdekat hingga di level USD1.990/toz,” terang Andri.
Andri mengungkapkan, mayoritas nasabah di BPF Malang kini hampir 80% memilih trading di emas berjangka karena melihat fleksibilitas waktu dan kemudahan transaksi hanya melalui online dengan target profit dan manajemen risiko yang jelas. Analisa terhadap harga emas juga cenderung tidak terlalu pelik. “Karena itu emas cocok bagi trader pemula juga dengan tingkat risiko yang lebih kecil,” tandasnya.
Editor : Arif Ardliyanto
Artikel Terkait