JOMBANG, iNews.id - Polisi Air SMPN 1 Wonosalam Jombang, melakukan kegiatan patroli rutin di sungai yg sungai Wonosalam. Dalam patroli, polisi air menemukan pipa buangan yang berasal dari peternakan sapi di Dusun Sumber, Desa Wonosalam.
Air berwarna hijau dan bau sangat menyengat membuat pelajar polisi air harus menutup hidung mereka.
Selain melakukan patroli, para pelajar juga melakukan penelitian biota sungai di lokasi sebelum ada pipa dan setelah ada pipa.
Hasilnya cukup mencengangkan, karena setelah masuknya pipa kotoran ternak sapi, banyak di temukan biota jenis cacing Chironomidae atau jenis lalat yang merupakan indikator kalau dasar sungai sudah tercemar bahan organik yang tinggi.
Dalam tabel yang dikeluarkan oleh lembaga ecoton, cacing Chironomidae masuk dalam kolom warna abu abu yang artinya tercemar.
Chelsea Florencia Cantika Putri Cisanti (14), pelajar kelas 8 yang tergabung dalam polisi air, mengatakan kalau waktu patroli ketemu pembuangan kotoran sapi. Diduga dari kandang skala besar karena airnya dress dan banyak.
"Hasil biotilik setelah buangan ketemu cacing Cironomidae banyak. Di atas gak ketemu, banyak jenis siput yg banyak," ungkapnya.
Menurut Chealse, harusnya kotoran bisa di buat pupuk dan tidak di buang ke sungai karena airnya bisa dibuat minum.
"Kasihan yang memanfaatkan, harusnya mikirkan orang lain terlebih dahulu," terang chealse.
Pelajar yang memiliki cita-cita manjadi pengacara ini mengatakan, bahwa pembuangan ini tidak benar. Kata dia, pemerintah seharusnya memberikan sanksi yang tegas karna sudah memcemari sungai dan berpotensi memberikan dampak penyakit dan Kesehatan.
Sementara itu, Sutaji (66) yang merupakan warga Dusun Sumber mengatakan, bahwa peternakan sapi tersebut adalah milik orang Surabaya.
Kali cilik yang menjadi buangan limbah ternak nantinya akan masuk ke sungai sumber bengawan kemudian menuju kali gunting dan ke Kali brantas.
"Sudah setengah tahun. Dulu katanya sama pengolahnya akan diolah buat biogas. Tapi ternyata pakai pipa di buang ke sungai dan baunya sangat menyengat. Warga sudah pernah lapor rt dan kasun tetapi masih saja buang ke sungai," jelasnya.
Hal yang sama juga diungkapkan oleh Sunardi (67), yang di temui di sekitar buangan. Ia mengatakan dulunya air sungai diambil untuk kamar mandi oleh warga. Nmaun sekarang tidak ada yang mengambil karena kotor.
"Kotoran harusnya di buang ke ladang sendiri, karena sungai di buat orang banyak," tambah Sunardi.
Disisi lain, Arum wismaningsih (37), pendamping polisi air sempat tercengang karena masih ada pengusaha ternak yang tidak mau mengolah limbahnya, tetapi justru mengotori sungai. Sehingga sungai menjadi berubah warna hijau pekat dan berbau.
"Kami akan menyiapkan laporan untuk dikirim ke Dinas Lingkungan Hidup kabupaten Jombang," tegasnya.
Editor : Ali Masduki
Artikel Terkait