SURABAYA, iNewsSurabaya.id - Foto Wali Kota Surabaya, Eri Cahyadi mengenakan baju biru disinyalir sebagai isyarat dukungan pasangan calon (paslon) tertentu. Fakta ini terlihat dengan beredarnya foto wali kota yang tidak melakukan penolakan saat diminta untuk memakai baju tersebut.
Bahkan sesuai dengan foto-foto yang ada, wali kota seolah-olah enjoy saat diminta mengenakan baju biru. Apalagi saat wali kota dibantu beberapa pengurus Pemuda Muhammadiyah mengenakan baju tersebut. Wali kota langsung mau, kemudian memberikan sambutan dengan mengenakan baju biru. Dimana baju biru merupakan simbol yang sering dipakai pasangan calon (paslon) presiden dan wakil presiden nomor urut 2, Prabowo-Gibran.
Pakar Psikologi Universitas 17 Agustus 1945 (Untag) Surabaya, Dr. Dyan Evitasanti., M. Si mengatakan, secara umum manusia memiliki banyak cara untuk melakukan interaksi dengan yang lainnya. Interaksi bisa dilakukan dengan banyak cara, seperti lisan, tertulis, maupun simbol. Simbol itu bisa mulai gerakan tubuh, artefak, dan warna.
"Simbol harus memiliki makna yang sama, seperti tanda jempol orang memaknai sebagai simbol OK, begitu juga dengan simbol yang digunakan paslon. Simbol ini akan memberikan makna sebagai dukungan meskipun secara tidak langsung," katanya.
Pemberian dukungan ini, ujarnya, biasanya dilakukan secara sadar oleh orang yang memakai simbol. Orang harus ber hati-hati dalam memakai atau menggunakan simbol, apalagi kondisi politik sedang memanas, sebaiknya pikir dulu sebelum memakai tanda atau simbol.
"Saya yakin orang yang memakai simbol itu sadar. Kalau tidak seperti pilihannya, harusnya menolak dengan cara halus, apalagi kondisi politik seperti ini, orang harus hati-hati dalam melangkah dan memakai simbol warna. Karena makna simbol yang dikenakan dinyatakan sebagai bukti dukungan," papar dosen Untag Surabaya ini.
Editor : Arif Ardliyanto
Artikel Terkait