Ia memproduksi pertama kalinya pada tahun 2016. Setelah terinspirasi dari produk sirup yang sudah beredar sebelumnya di beberapa daerah, termasuk Surabaya. Hingga, dirinya pun memutuskan untuk belajar ke pengelola kebun raya mangrove.
"Pertama itu tiga gelas sari buah saja. Lah dua hari lagi lima gelas. Baru itu 15 botol pesanan," kata dia.
Dulu, tahun 2016, harga pergelas dibanderol Rp 3000. Sekarang kemasan lebih dibuat eye catching dengan kemasan dan dihargai Rp 7000.
Selama produksi hingga 2022, pihaknya sering mendapat banyak masukan terkait model produk olahan bogem. Termasuk mendapat masukan dari hasil penelitian serta belajar dari pengelola mangrove atas jenis pohon yang dapat diolah.
Ditanya soal mendapatkan buang mangrove tersebut, Karyono mengaku mendapatkan buah di beberapa hutan. Seperti di Medokan Ayu, Wonorejo, dan Gunung Anyar. Sekali Produksi dirinya membutuhkan 20-30 kilogram.
"Tapi panennya biasanya ya Maret," ungkapnya.
Karyono bersyukur, selama pandemi Covid-19 pesanan Somano atau Sonneratia Mangrove tetap diminati banyak kalangan.
Terakhir, pada tahun 2021 lalu sempat mendapat pesanan 200 olahan mangrove dari berbagai produk. Saat itu, varian cookies yang paling banyak dipesan, yakni mencapai 100 pcs.
Editor : Ali Masduki
Artikel Terkait