JOMBANG, iNewsSurabaya.id - Banjir yang merendam kawasan Dusun Kebondalem, Desa Kademangan, Mojoagung, Kabupaten Jombang telah berlangsung selama dua hari. Sejumlah warga setempat memilih untuk bertahan di rumah mereka.
Namun, bertahan di tengah banjir tidaklah mudah. Selain berpotensi terserang penyakit akibat genangan air, warga juga menghadapi tantangan dalam pemenuhan kebutuhan pokok sehari-hari yang semakin menipis.
Banjir yang terjadi pada Rabu dini hari tersebut awalnya menurun, tetapi pada Kamis dini hari, air kembali naik ke permukiman warga. Salah satu warga, Misteri (74), menjelaskan bahwa air yang naik ke permukiman warga berasal dari dataran tinggi Wonosalam yang diguyur hujan selama beberapa jam.
"Situasi banjir di wilayah Kademangan sudah menjadi rutinitas tahunan sejak tahun 1979, dengan banjir terjadi minimal 13 hingga 17 kali setiap tahunnya," katanya.
Selama bertahan di tengah banjir, sebagian besar warga mengandalkan bantuan makanan yang datang dari para sukarelawan di dapur umum. Namun, kebutuhan air bersih untuk keperluan seperti mencuci baju dan minum harus dicari ke kampung lain yang tidak terdampak banjir. Sementara itu, bantuan dari pemerintah belum terlihat.
Tidak hanya itu, sejumlah permasalahan mulai muncul di antara warga yang bertahan di tengah kepungan banjir. Salah satunya adalah peningkatan kasus penyakit kulit dan gatal-gatal yang mulai menyerang mereka.
Editor : Arif Ardliyanto
Artikel Terkait