Mastuka, salah satu perajin yang mengikuti pelatihan mengungkapkan hal senada, bahwa kelompok perajinnya sangat tertarik mendalami teknik pewarna alami. Namun kesulitan dalam mendapatkan instruktur.
“Makanya perajin batik di eks-Dolly ini senang sekali karena Pelindo Marine kembali membantu kami," ucapnya.
Ia bilang, para perajin yakin penggunaan pewarna alami bisa menambah keunikan (keunggulan) batik Motif Surabaya Maritim.
"Surabaya kan kota pelabuhan, sehingga banyak yang bisa digambarkan dalam motif batik maritim, misalnya baling-baling kapal yang mirip Daun Semanggi (Marsilea crenata). Lalu diintegrasikan dengan gambar ikon Kota Surabaya. Ayo warga Surabaya pakai Batik Motif Surabaya Maritim,” ujar Mastuka sambil berpromosi.
Sementara itu, pada pelatihan tersebut juga hadir Direktur Keuangan, SDM, dan Manajemen Risiko Pelindo Marine, Lia Indi Agustiana. Sembari berbaur turut membatik bersama ibu-ibu perajin batik.
Ia menjelaskan bahwa pada pelatihan tersebut juga mengajak pegawai-pegawai Pelindo Marine untuk dapat melihat langsung proses membatik.
“Inisiatif ini merupakan Employee Social Responsibility (ESR) yang mengajak para pegawai Pelindo Marine agar ikut berpartisipasi aktif pada Program TJSL perusahaan. Sehingga Program TJSL bisa dikembangkan lebih kreatif dengan dukungan kontribusi dan diskusi langsung para pegawai dengan penerima manfaat Program TJSL. Para pegawai muda pun nantinya diharapkan menjadi pelestari, pembeli, dan pemakai kain batik,” kata Lia Indi.
Editor : Ali Masduki
Artikel Terkait