SURABAYA, iNewsSurabaya.id - Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) bertekad untuk menciptakan perubahan yang berkelanjutan di bidang maritim melalui peluncuran program SustainaBlue oleh Departemen Biologi ITS, Senin (10/6/2024).
Program yang bertujuan untuk membangun dan mengelola pusat keberlanjutan biru di Asia Tenggara ini berkolaborasi dengan berbagai pihak dan pemangku kepentingan lainnya.
SustainaBlue ini diusung oleh empat universitas yang ada di Indonesia dan Malaysia, yakni ITS, Universitas Indonesia (UI), University Malaysia Terengganu (UMT), dan Universitas Sains Malaysia (USM). Program tersebut telah memperoleh pendanaan dari Erasmus Plus, program pendanaan dari Uni Eropa dalam kegiatan pendidikan.
Aunurohim SSi DEA, Project Manager SustainaBlue mengungkapkan, selain keempat universitas tersebut terdapat pula partner lain yang turut tergabung dalam menyukseskan program yang sangat bagus ini, di antaranya datang dari negara Yunani dan Siprus.
Selain itu, dalam pengoperasian pusat ekonomi biru, Departemen Biologi ITS juga akan berkolaborasi dengan industri maritim, pemerintah daerah, dan pemangku kepentingan lainnya.
Fokus utama SustainaBlue terdapat pada pengembangan keberlanjutan biru dan ekonomi biru di Asia Tenggara melalui keempat universitas di Indonesia dan Malaysia tersebut.
Sedangkan universitas Uni Eropa akan menjadi support partner. Dukungan yang diberikan mencakup berbagai hal, seperti tema dan aspek lain terkait lingkungan maritim berkelanjutan yang telah mereka implementasikan dengan sukses di Eropa.
Sustainable Blue atau dalam program ini dinamakan SustainaBlue merupakan konteks yang sedang marak diperbincangkan terkait bagaimana pemanfaatan sumber daya laut, baik dari sisi hayati maupun non-hayati, untuk kemaslahatan masyarakat luas. Kegiatan tersebut dilakukan tanpa harus merusak dan menurunkan kualitas ekosistem laut.
Dalam melancarkan tujuan sustainable blue hingga blue economy, menurut Aunurohim, terdapat lima kebijakan yang akan diterapkan dalam program SustainaBlue ini. Antara lain adalah mengelola dan mengkoordinasi sumber daya maritim, pembentukan dan pengoperasian pusat ekonomi biru, hingga pengembangan dan pengoperasian blue and green acceleration platform.
“Akan ada banyak sekali aspek yang bisa didalami untuk menjalankan konsep ini,” jelas dosen Departemen Biologi ITS ini.
Editor : Ali Masduki
Artikel Terkait