Rasio beban operasional terhadap pendapatan operasional (BOPO) BMAS turun dari 89,14% menjadi 87,32% pada kuartal I 2024, menunjukkan peningkatan efisiensi. Namun, NPL gross BMAS naik menjadi 2,18% dari 1,98%, dan NPL nett meningkat dari 1,66% menjadi 1,74%.
Bank Maspion mencatat pertumbuhan DPK sebesar 6,74% yoy, mencapai Rp11,91 triliun pada triwulan I 2024. Tahun ini, perseroan menargetkan pertumbuhan DPK sebesar 41%.
BMAS juga melakukan inovasi di sisi teknologi dengan memperbaiki layanan mobile banking. Melalui layanan digital ini, masyarakat bisa menjadi nasabah Bank Maspion hanya dengan smartphone, termasuk melakukan transaksi perbankan.
"Era digital memaksa kami beradaptasi, terutama untuk membidik kaum muda. Saat ini, 40% nasabah kami sudah memanfaatkan mobile banking Bank Maspion," ujar Endah.
Dengan berbagai strategi dan inovasi ini, BMAS optimistis dapat mencapai target pertumbuhan yang ambisius dan memperkuat posisinya di industri perbankan Indonesia.
Editor : Arif Ardliyanto
Artikel Terkait