Bisnis judi Rohaji mulai goyang saat Kapolri Jenderal Polisi (Purn) Sutanto (2005-2008) menabuh genderang perang terhadap praktik judi. Rohaji pun gemetar dengan ultimatum dari Jenderal Sutanto. Rohaji pun akhirnya banting setir meninggalkan bisnis haram itu.
Dengan sisa uang yang masih ada Rohaji pun memulai bisnis kuliner soto Lamongan. Tanpa memiliki pengalaman di dunia kuliner, Rohaji belajar membuat soto dari temannya yang berasal dari Lamongan. Hanya butuh dua hari baginya untuk belajar, dan akhirnya ia memutuskan membuka warung soto yang diberi nama Hijroh.
Menurutnya, kekuatan mental yang ia dapat selama berada di bisnis haram membuatnya berani membuka warung soto meski tidak memiliki pengalaman. Namun, rasa malu sempat ia rasakan saat pertama kali berjualan soto. "Makanya saya setiap hari berpenampilan rapi untuk mengurangi rasa minder," ujarnya.
Pertama kali buka, Rohaji hanya mendapatkan uang Rp20 ribu, tetapi hal itu tidak menyurutkannya untuk tetap berjualan soto. Meskipun hanya belajar membuat soto selama dua hari, rasa soto yang diraciknya memang mantap.
Editor : Vitrianda Hilba SiregarEditor Jakarta
Artikel Terkait