Fadel Muhammad Parinduri, menjelaskan bahwa perkembangan inovasi artificial inttelegence (AI) di industri sawit sangat diperlukan untuk memudahkan segala proses dalam pekerjaan di industri sawit.
“Ada beberapa AI yang bagus di negara tetangga yang sebaiknya kita tidak boleh kalah,” ungkapnya.
Sementara Muhammad Faisal menambahkan pentingnya edukasi kepada masyarakat umum mengenai kampanye hijau dan ide potensi pengembangan sawit di industri hilir.
Milenial yang berbisnis pengolahan minyak jelantah melalui Gerakan bertajuk Olah Kebaikan Bersama (OKB) ini menjelaskan bagaimana pengelolaan limbah sawit yang berupa minyak jelantah menjadi bahan yang bukan hanya ramah lingkungan bahkan menjanjikan potensi pemberdayaan ekonomi dan sosial.
“Milenial diperlukan sebagai faktor penggerak trend yang membawa perubahan di masyarakat, terutama inovasi yang berpengaruh dan menarik perhatian milenial itu sendiri dan masyarakat,” tambahnya.
Di akhir acara, Direktur Eksekutif CPOPC Dupito D. Simamora menekankan pentingnya Indonesia sebagai penghasil sawit terbesar untuk memimpin dalam implementasi prinsip-prinsip keberlanjutan.
“Inovasi teknologi harus tetap dilanjutkan di masa yang akan datang, dan kami kira riset dan para peneliti akan memiliki peran yang sangat penting. Kami dari CPOPC sebagai organisasi negara negara produsen kelapa sawit juga akan memperkenalkan apa yang disebut sebagai kerangka keberlanjutan melalui webinar kami selanjutnya,” jelasnya.
Editor : Ali Masduki
Artikel Terkait