SURABAYA, iNewsSurabaya.id - Research Group Tobacco Control (RGTC) Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Airlangga (FKM Unair) bersama aktivis dari berbagai elemen menolak rencana digelarnya pameran internasional World Tobacco Asia (WTA) dan World Vape Show (WVS).
Pameran industri tembakau internasional tersebut rencananya bakal diselenggarakan di Kota Surabaya pada 9-10 Oktober 2024 mendatang.
Menurut Prof. Dr. Santi Martini, dr., M.Kes. Ketua RGTC FKM Unair sekaligus Dekan FKM Unair, WTA dan WVS serta pameran lainnya yang serupa di level nasional maupun internasional jelas akan mencoreng nama baik Kota Surabaya sebagai Kota Layak Anak.
"Tidak hanya mempromosikan produk rokok maupun alat penunjang lainnya, pameran WTA menjadi gerbang peningkatan produksi dan pemasaran rokok khususnya di Indonesia," tegasnya kepada wartawan di Surabaya, Kamis (08/8/2024).
Prof Santi menuturkan, WTA akan menjadi wadah para industri tembakau untuk mengembangkan kualitas produksinya. Lebih lanjut, acara ini memberikan ruang bagi promosi produk tembakau yang dapat menghambat langkah-langkah pengendalian tembakau yang telah diterapkan.
"Bukankah semangat Indonesia adalah untuk menurunkan dampak akibat rokok?" ucapnya,
Berdasarkan pengamatan pada laman resmi penyelenggara, hanya sebanyak 25% dari total stakeholder atau perusahaan yang mengikuti WTA dan WVS merupakan perusahaan asal Indonesia. Sedangkan sisanya adalah perusahaan asing.
Kata Prof Santi, hal ini menunjukkan dominasi industri rokok asing yang sangat kuat dalam acara tersebut, dengan banyak dari mereka berambisi untuk melakukan ekspansi pasar ke Indonesia.
Keikutsertaan perusahaan-perusahaan asing ini mengindikasikan ketertarikan besar terhadap pasar tembakau di Indonesia yang dinilai ‘potensial’, serta menggambarkan ancaman serius bagi kesehatan masyarakat Indonesia akibat meningkatnya penetrasi produk tembakau dari luar negeri.
"Jelas, kehadiran acara ini bertentangan dengan upaya keras pemerintah, berbagai lembaga kesehatan, dan organisasi masyarakat sipil yang terus berjuang untuk mengurangi dampak negatif tembakau di Indonesia," terangnya,
Di sisi lain, Ketua Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat (IAKMI) Jawa Timur Dr. Sri Widati, S.Sos., M.Si. juga menyinggung penghargaan Kota Layak Anak (KLA) yang disandang oleh kota Surabaya.
"Kota Surabaya berhasil meraih penghargaan Kota Layak Anak (KLA) Tahun 2023 Kategori Utama keenam kali berturut-turut dengan nilai tertinggi se-Indonesia," ujarnya
"Kota Surabaya memahami betul terkait dengan pentingnya hak dan perlindungan anak. Dimana salah satu indikator Kota Layak Anak adalah pemenuhan kesehatan dasar dan kesejahteraan. Salah satu komponennya adalah Iklan, Promosi dan Sponsor rokok serta terselenggaranya Kawasan Tanpa Rokok," lanjutnya.
Untuk itu, pengendalian produk tembakau adalah langkah krusial dalam meningkatkan kesehatan masyarakat Indonesia.
Editor : Ali Masduki
Artikel Terkait