Dengan RPL, mahasiswa bisa mengkonversi pengalaman kerja mereka menjadi Satuan Kredit Semester (SKS), dan bisa mempercepat proses kuliah mereka.
"Biasanya mahasiswa harus menempuh 144 SKS, tapi dengan RPL, beban itu bisa dikonversi, sehingga waktu kuliah bisa lebih singkat," tambahnya.
Sejauh ini, program RPL di Unipra telah berjalan selama tiga periode dengan sambutan yang luar biasa. Pada periode pertama dan kedua, masing-masing sekitar 200 mahasiswa telah bergabung, sementara periode ketiga yang sedang berlangsung ini diikuti oleh sekitar 150 mahasiswa, tersebar di tujuh program studi.
"Peminatnya sangat tinggi. Program ini benar-benar membantu para pekerja yang ingin melanjutkan pendidikan mereka," kata Amiq dengan antusias.
Mahasiswa baru yang sedang mendaftarkan ke Universitas WR Supratman atau Unipra Surabaya. Foto iNewsSurabaya/arif
Namun, ia menegaskan bahwa meskipun RPL menawarkan banyak keuntungan, seleksi administrasi yang ketat tetap diberlakukan. Mahasiswa yang ingin memanfaatkan program ini harus menyusun portofolio yang akan menentukan jumlah SKS yang dapat dikonversi.
"Portofolio ini memainkan peran krusial dalam keberhasilan program RPL. Kami juga secara rutin melaporkan perkembangan program ini kepada kementerian, memastikan transparansi dan akuntabilitas. Saya berharap program ini dapat terus berjalan dengan baik dan tidak disalahgunakan. Dengan RPL, kuliah bisa lebih cepat selesai dan biayanya pun lebih terjangkau, sesuai dengan lamanya studi," jelas Amiq.
Dengan adanya program ini, Unipra Surabaya tidak hanya memperluas akses pendidikan, tetapi juga menawarkan solusi praktis bagi pekerja yang ingin meningkatkan kualifikasi mereka tanpa harus meninggalkan karir.
Program RPL, tanpa diragukan lagi, menjadi jembatan emas bagi mereka yang ingin melangkah lebih jauh dalam dunia pendidikan dan profesionalisme.
Editor : Arif Ardliyanto
Artikel Terkait