Pada awal Juni 2023, Huntap telah tuntas dibangun. Lokasi Huntap telah mendapat rekomendasi dari Badan Geologi, BNPB dan BMKG, menjadi smart village. Huntap tersebut dinamai Bumi Semeru Damai (BSD). Area pemukiman ini memiliki fasilitas yang sangat lengkap, seperti fasilitas pendidikan, tempat ibadah, pasar maupun fasilitas penunjang yang lain. Sebelumnya, warga terdampak erupsi Gunung Semeru secara bertahap telah menerima unit Huntap untuk ditempati.
Dua tahun pasca erupsi Semeru, secara perlahan, warga mulai menyesuaikan dengan kehidupan baru. Tinggal di rumah baru dan menata ekonomi yang sempat tersendat akibat bencana dahsyat tersebut. Salah satu penghuni Huntap BSD, Suci Ayu Widari (23) mengaku sangat bersyukur telah mendapat Huntap tersebut. Bagaimana tidak, rumah yang ditempati sebelumnya telah rusak diterjang awan panas guguran Semeru. “Waktu itu sempat mengungsi selama setahun sampai dapat rumah (Huntap). Saat itu saya mengungsi di rumaj warga setempat dan dikasih hunian sementara oleh relawan,” katanya, Selasa (17/9/2024).
Ibu rumah tangga yang tinggal di Blok F3-19 tersebut saat ini tengah berjuang menata hidup pasca erupsi. Apalagi, suaminya sempat terkena pemutusan hubungan kerja (PHK) akibat pandemi COVID-19 ketika bekerja di Surabaya. Sang suami sekarang bekerja di salah satu perusahaan di Bali. “Saya sebelumnya juga bekerja di Surabaya, berhubung hamil, akhirnya saya memutuskan kembali ke kampung halaman,” ungkapnya.
Beruntung pemerintah memberi bantuan Huntap. Sehingga, dirinya tidak perlu memperbaiki rumah sebelumnya yang rusak akibat erupsi. Dia sendiri enggan untuk kembali ke rumah sebelumnya di Kecamatan Pronojiwo. Namun, rumah sebelumnya tetap diperbaiki meski hanya perbaikan kecil. Seperti atap yang sudah diberi asbes. “Kadang ke rumah yang lama, hanya untuk obat kangen,” katanya.
Selain mengandalkan pendapatan dari suami untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, Suci juga membuka konter penjualan pulsa. Usaha ini dilakukan mengingat hampir tidak ada warga BSD yang berjualan pulsa. Mayoritas warga setempat berjualan bahan pokok. Selain berjualan pulsa, ibu satu anak ini terkadang menyediakan layanan transfer uang untuk warga BSD.
Dari usaha kecil-kecilan ini, Suci mendapat pemasukan yang lumayan. Dalam sebulan, dia bisa memperoleh pendapatan sekitar satu jutaan dalam sebulan. “Banyak warga, terutama yang berusia lanjut, yang tidak tahu caranya mentransfer uang. Ada juga yang mau buka tabungan agar bisa menerima transferan yang dari anak mereka yang bekerja di luar kota,” ungkapnya.
Perjuangan untuk menatap masa depan pasca erupsi Semeru juga mulai dijalani Ngatumi (43), penghuhi Huntap BSD yang tinggal di Blok F3-20. Ibu tiga anak ini sejak menikah pada tahun 2003, membuka usaha permak pakaian. Segala jenis permak busana akan dilayani, sepanjang bisa menghasilkan uang untuk menyambung hidup. “Suami saya sudah almarhum dan anak saya tiga,” katanya dengan mata berkaca-kaca.
Editor : Arif Ardliyanto
Artikel Terkait