Mereka Bangkit dan Berdaya, Sepenggal Cerita Korban Erupsi Gunung Semeru di Tempat Hunian Baru

Lukman Hakim
Warga Desa Capiturang dan Sumberurip di Kecamatan Pronojiwo, Desa Sumbersari Kecamatan Rowokangkung, Desa Penanggal dan Desa Sumberwuluh Kecamatan Candipuro dan Desa Pasirian yang jadi korban erupsi Gunung Semeru mulai bangkit. Foto iNewsSurabaya/lukman

Sementara itu, untuk memulihkan aktivitas ekonomi warga korban erupsi Semeru, Pemprov Jatim membangun dua jembatan yang rusak akibat terjangan banjir lahar dingin dari gunung setinggi 3.676 meter diatas permukaan laut (mdpl) tersebut. Dua jembatan itu yakni jembatan gantung Kali Regoyo di Desa Kebondelli dan Kemudian Jembatan Mujur II/Kloposawit.

Jembatan gantung Kali Regoyo memiliki panjang bentang 150 meter, dan lebar 2,25 meter dengan lebar lalu lintas 1,8 meter. Kemudian Jembatan Mujur II/Kloposawit memiliki panjang bentangan 35,85 meter dan lebar 5,10 meter dengan lebar lalu lintas 4,75 meter. Untuk Jembatan Kloposawit, akan dibangun jembatan bailey.

Jembatan Mujur II Kloposawit ini dibangun dengan alokasi anggaran sebesar Rp11 miliar. Pembangunannya memakan waktu selama dua bulan. Menggunakan konstruksi bailey atau rangka baja, jembatan ini memiliki panjang 39 meter dan lebar 5,1 meter. Dan umur jembatan ini perkirakan bisa mencapai 50 tahun. Selain itu jembatan ini juga akan mampu menahan daya beban lalu lintas mencapai 40 ton.
Pada September tahun 2023, jembatan ini diresmikan Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa dan secara resmi dapat dilewati dan digunakan masyarakat. Jembatan Mujur II menghubungkan Desa Tumpeng dan Desa Kloposawit dan dua kecamatan yaitu Kecamatan Candipuro dan Kecamatan Pasirian, Lumajang.

Namun, pada Kamis (18/4/2024), jembatan ini kembali mengalami kerusakan di sisi selatan. Bagian fondasinya runtuh sehingga putus. Hal ini diakibatkan derasnya banjir lahar dingin Gunung Semeru. Bahkan, banjir ini mengakibatkan sepasang suami istri yakni Bambang (49) dan Ngatini (46) warga Desa Kloposawit, ditemukan meninggal dunia.

Awalnya kedua korban mengendarai sepeda motor melintas di Jembatan Sungai Mujur dalam perjalanan pulang usai silaturahmi. Ketika melintas tepatnya di ujung jembatan, terjadi ambrol akibat diterjang banjir lahar dingin Semeru. "Korban terjatuh dengan sepeda motornya ke dasar sungai, kemudian kedua korban hanyut terbawa derasnya banjir lahar dingin," ujar Kapolsek Candipuro AKP Lugito.

Dengan sigap, Penjabat (Pj) Gubernur Jatim, Adhy Karyono meminta perbaikan jembatan Mujur II diselesaikan sesegera mungkin. Seperti diketahui, sedikitnya ada enam jembatan yang mengalami kerusakan berat akibat banjir lahar dingin tersebut. Anggaran perbaikan menggunakan anggaran Belanja Tidak Terduga (BTT) BPBD Provinsi Jatim. "Perbaikan jembatan Mujur II Kloposawit kami targetkan selesai dalam waktu dua bulan," ujarnya, Selasa (23/4/2024).

Sesuai dengan target yang telah ditentukan, dua bulan kemudian, perbaikan jembatan Mujur II Kloposawit dan juga tanggul Sungai Mujur telah tuntas. Adhy Karyono lantas meresmikannya pada Sabtu (8/6/2024). Menurutnya, perbaikan jembatan ini merupakan aksi cepat Pemprov Jatim terhadap dampak bencana banjir lahar dingin yang menerjang Kabupaten Lumajang pada pertengahan April 2024. "Karena, jika tidak segera ditangani akan berdampak luar biasa bagi masyarakat sekitar" katanya.

Kepala Dinas Pekerjaan Umum (PU) Bina Marga Jatim Edy Tambeng melalui Idrus Miftachul Alam sebagai PPK Penanganan Darurat Kerusakan Jalan dan Jembatan menambahkan, jembatan Mujur II ini banyak dilalui angkutan truk hasil perkebunan warga. Namun, dilarang untuk dilewati angkutan truk sirtu. Hal Ini karena akan merusak jembatan dan jalan desa.

"Kekuatan jembatan bisa dilalui sampai 10 ton, tapi kami batasi sampai 5 ton saja. Jembatan ini sangat penting bagi warga Desa Kloposawit dan Desa Tumpeng. Saat jembatan putus, masyarakat desa harus berputar lewat Pasirian, Lumajang yang menempuh jarak sampai 6-8 km,” katanya.

Rohman (52), warga Desa Kloposawit mengaku sangat bersyukur jembatan Mujur II bisa dilalui. Pasalnya, mobilitasnya menjadi terhambat saat jembatan tersebut rusak. "Alhamdulillah jembatan sudah bisa operasi, aktivitas ekonomi warga juga kembali pulih," katanya.

Disisi lain, Kepala Desa Kloposawit, Kecamatan Candipuro, Kabupaten Lumajang, Hanif mengaku, jembatan yang dibangun Pemprov Jatim ini sangat membantu memulihkan perekonomian setelah dua kali dihantam lahar Semeru pada awal tahun 2023 dan pertengahan bulan April 2024. Jembatan ini sangat penting bagi warga setempat, terutama petani karena dipakai sebagai jalur utama lalu lalang kendaraan untuk mengantarkan hasil bumi.

"Sekarang petani sudah tidak mengeluh lagi. Sebelum jembatan jadi, petani harus mengeluarkan biaya yang lebih tinggi untuk biaya pengangkutan hasil panennya yang dibawa ke luar desa, maupun ke luar dari Lumajang dan beda waktunya bisa satu jam lebih lama,” kata Hanif. 

Editor : Arif Ardliyanto

Sebelumnya
Halaman : 1 2 3 4

Bagikan Artikel Ini
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis iNews Network tidak terlibat dalam materi konten ini.
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network