Direktur Intelijen Keimigrasian, Anom Wibowo, yang juga hadir dalam acara tersebut, menegaskan pentingnya penguatan intelijen dalam menghadapi fenomena globalisasi yang semakin terbuka.
"Dunia yang semakin tanpa batas ini otomatis akan memperumit tantangan keimigrasian. Oleh karena itu, kita perlu mempersiapkan diri dengan baik mulai sekarang," jelas Anom.
Ia menyoroti tiga fungsi utama imigrasi: pencatatan data orang asing dan WNI, pengumpulan PNBP, serta perlindungan warga negara. Anom juga menyatakan bahwa intelijen keimigrasian ke depan harus mampu merespons situasi global dengan lebih cepat dan tepat guna, baik melalui peningkatan teknologi maupun kemampuan deteksi dini risiko internal.
Acara ditutup dengan pemaparan dari Ketua Tim Pengamanan Kantor dan Instalasi Vital Direktorat Jenderal Imigrasi, Mohammad Soleh, yang menekankan pentingnya deteksi dini dalam mengatasi ancaman internal. Sesi tanya jawab yang penuh antusiasme dari peserta semakin memperkaya diskusi. Anom sendiri mengapresiasi masukan-masukan yang diberikan, seraya menegaskan komitmen untuk menindaklanjuti usulan-usulan tersebut dalam perencanaan ke depan.
Dengan adanya penguatan peran intelijen keimigrasian dan dukungan penuh dari berbagai pihak, kegiatan ini diharapkan dapat meningkatkan kesiapan dan kapasitas jajaran imigrasi Jawa Timur dalam menghadapi tantangan masa depan.
Kantor-kantor imigrasi di berbagai wilayah strategis seperti Banyuwangi, Bojonegoro, dan Probolinggo akan menjadi garda terdepan dalam memastikan keamanan serta kelancaran urusan keimigrasian di Jawa Timur, baik bagi WNI maupun WNA.
Melalui peningkatan teknologi, kecakapan personel, serta infrastruktur yang memadai, Kanwil Kemenkumham Jatim kini bersiap menjadi pionir dalam menghadapi kompleksitas tantangan keimigrasian di era global.
Editor : Arif Ardliyanto
Artikel Terkait