KEDIRI, iNews.id - Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa menyebut pola pendidikan pesantren menjadikan lulusannya memiliki kemampuan complex problem solving yang dibutuhkan di era industri 4.0 dan industri masa depan.
Complex problem solving merupakan skill yang terkait dengan kemampuan memecahkan masalah yang asing dan belum diketahui solusinya dalam dunia nyata.
Dari sepuluh skill yang dibutuhkan dalam era industri masa depan prosentase kebutuhan tertinggi adalah complex problem solving (36%) sementara social skill (19%) dan process skill (18%).
Menurut Khofifah, pendidikan di pondok pesantren mengajarkan seluruh santrinya mampu memecahkan permasalahan yang kompleks dengan cara-cara yang kreatif.
Selain pendekatan science juga pendekatan religiusitas seperti istikharoh (mohon petunjuk agar ditunjukkan hal yang baik).
"Dalam pendekatan industri masa depan, complex problem solving ternyata merupakan kebutuhan tertinggi. Mulai dari kompleksitas masalah, ekosistem yang tiba-tiba berubah, kepastian mencari jawaban, banyak sektor terdisrupsi, ternyata semua hal itu solusinya banyak ditemukan di pesantren," ujar saat menghadiri Haflah Ikhtitamiddurus dan Alfiyyah Ibni Malik di Pondok Pesantren Al-Falah, Ploso, Kec. Mojo, Kab. Kediri.
Editor : Ali Masduki
Artikel Terkait