Kasus Positif Sulit Terdeteksi
Selain itu, dr Ato menyebutkan penerapan kebijakan tersebut akan mempersulit terdeteksinya kasus positif. Pencabutan syarat tes antigen dan PCR akan menghilangkan salah satu kontributor terbesar dalam tracing Covid-19.
“Saat mobilitas meningkat, risiko ISPA akan meningkat. Di sisi lain, kita tidak tahu ISPA yang meningkat disebabkan oleh covid atau bukan,” tuturnya.
Penerapan Kebijakan Perlu Ditunda
Wakil dekan bidang II Fakultas Kesehatan Masyarakat (FKM) itu juga menuturkan, gelombang ketiga memang telah melewati puncak dan konsisten mengalami penurunan.
Namun, kasus harian masih cenderung tinggi. Dokter Ato menambahkan, penerapan kebijakan yang terburu-buru akan meningkatkan kasus harian dan risiko penularan.
Menurutnya, penerapan kebijakan penghapusan syarat tes antigen dan PCR untuk perjalanan domestik lebih baik ditunda dua minggu lagi.
Penundaan tersebut juga akan membuat kondisi lebih stabil saat memasuki bulan Ramadan dan musim mudik.
“Kalau kita mau bersabar dua minggu lagi. Kita ada di posisi yang sama dengan akhir Januari, posisi dasar gelombang. Saat ini kita masih berada pada lereng gelombang,” ujarnya.
Editor : Ali Masduki
Artikel Terkait